Rabu, 29 Juli 2009

KUANTITATIF= Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kebiasaan menghisap tembakau telah dikenal sejak lama di muka bumi ini. Kaum Indian di Amerika Utara sejak dulu dikenal menggunakan sebagai pipa perdamaianyang sering ditemukan pada buku-buku cerita Indian, hanya saja harus diingat bahwa mereka biasanya menghisap pipa hanya pada kesempatan khusus, tidak dilakukan setiap hari seperti biasanya orang merokok sekarang ini. Kebiasaan menghisap rokok kemudian terus berkembang lua, khususnya setelah berkembangnya industri modern rokok di awal abad ini. Sekitar setengah dari kaum pria dari negara berkembang juga punya kebiasaan yang sama. Jumlah perokok dikalangan wanita di negara maju sedikit lebih rendah daripada kaum prianya, sementara di negara berkembang diperkirakan 10% wanita merokok. Seiring perkembangan jaman diciptakanlah berbagai macam rokok dengan berbagai merk yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik di Negara Indonesia. Sebagian kaum lelaki mengkonsumsi rokok tersebut
SEBAGAI satu-satunya racun yang bebas diperjualbelikan, bahkan bebas dipromosikan, tentu tidak aneh jika sejak dulu perdagangan rokok jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan emas dan perak. Sejalan dengan gencarnya kampanye antirokok, mulai banyak para perokok yang menyadari bahaya kesehatan akibat kebiasaan merokok. Namun, kesadaran bahaya merokok tersebut tidak lantas membuat para perokok memutuskan untuk berhenti merokok. Faktor ketagihan nikotin pun turut memengaruhi terganggunya rasionalitas para perokok tersebut. Keadaan ini tergambarkan pada penelitian yang dilakukan oleh James Mahoney dan Amanda Burrell dari Universitas Canberra (UC) Australia terhadap 234 orang mahasiswa. Hasil penelitian menujukkan, setiap mahasiswa yang disurvei tahu merokok akan membahayakan kesehatan mereka, mengaku mengingat isi pesan kampanye antirokok yang selama ini ada, namun tidak cukup menyadarkan mereka untuk menghentikan kebiasaan merokok tersebut.
Mereka memandang taktik kampanye dengan menakut-nakuti tidaklah efektif. Kondisi ini dimanfaatkan dengan cerdik oleh industri rokok. Mereka sangat memahami sifat ketagihan rokok dan "kegelisahan" para perokok terhadap isu kesehatan yang ada dibalik kebiasaan tersebut. Industri rokok membuat sebuah terobosan dengan menciptakan produk rokok ringan (mild, light, ultralight cigarette).
Pada tanggal 10 Maret 2003, Pemerintah mengeluarkan PP No.19/2003 ini. LSM protes keras karena batas maksimum tar dalam nikotin dihilangkan. Disisi lain, PP No.19/2003 mengatur ketentuan antara "tempat merokok" dan "tempat tidak merokok", yang diberlakukan di setiap tempat publik, fasilitas kesehatan, tempat kerja, sekolah, tempat main, bangunan agama dan transportasi publik. Hak merokok tetap dijaga dengan mewajibkan manajemen publik atau kerja untuk menyediakan tempat khusus untuk merokok dengan "exhaust" atau fasilitas lain yang dapat tidak mengganggu kesehatan yang tidak merokok.

Upaya untuk menyadarkan para pecandu rokok supaya meninggalkan kebiasaan buruknya memang tak mudah. Banyak hal telah dilakukan, mulai dari kampanye bahaya rokok bagi kesehatan hingga penerapan aturan tentang pencantuman peringatan tertulis bahayanya di kemasan.
Bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, sebetulnya telah diketahui sejakdahulu. Penelitian para ahli membuktikan, merokok merupakan faktor risiko utama penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini lebih ditegaskan dalam World Congress ISFC pada bulan September 1986, yang menyatakan : merokok mengakibatkan penyakit jantung dan pembuluh darah juga menyebabkan kanker paru dan pernapasan. Selain itu berpengaruh besar terhadap sistem saraf, dan orang-orang yang berada di sekitar perokok (passive smoker) memiliki dampak risiko besar pula terhadap penyakit jantung.
Penghasilan suatu negara dari pajak rokok memang besar, namun perbandingannya tak dapat disamakan dengan pengeluaran dana atas akibat yang ditimbulkan rokok, Itu sebabnya terutama di luar negeri, ada peraturan pencantuman peringatan bahaya merokok pada setiap bungkus rokok.
Tempat-tempat untuk merokok pun telah dibatasi atau dipisahkan tersendiri. Banyak perusahaan membuat peraturan bagi para pegawainya, karena ternyata waktu bolos atau absen para perokok lebih besar daripada yang tidak merokok. Di Amerika, banyak pusat-pusat pertokoan melarang pengunjung merokok. Di restoran, pemisahan tempat perokok dengan tidak perokok sudah lumrah. Demikian pula di pesawat terbang dan kendaran lainnya.
Dengan mengiklankan produk yang ringan, industri mengarahkan para konsumen kepada keyakinan yang keliru atas keselamatan perokok. Padahal pada kenyataannya, perokok memanjakan diri mereka pada pengaruh negatif yang sama sebagaimana bila mereka menghisap rokok biasa. Kondisi ini sebenarnya sudah diatur dalam Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Ada aturan dalam FCTC yang menyebutkan bahwa bungkus rokok harus mencantumkan secara jelas bahaya merokok dan kandungan berbahaya lainnya. Pencantuman istilah ringan, mild, light, ultralight ciggarette tidak boleh digunakan lagi, karena istilah tersebut sangat menyesatkan, mengandung arti bahwa rokok jenis ini lebih sehat.
Di Inggris, upaya menyadarkan perokok dan mencegah bertambahnya perokok baru terus dilakukan. Belum lama ini, Pemerintah Inggris menerapkan suatu kebijakan yang cukup revolusioner, yakni mewajibkan para produsen rokok mencantumkan gambar-gambar mengerikan akibat dampak merokok di setiap kemasan.
Pemuatan gambar-gambar mengerikan di kemasan rokok itu telah dimulai sejak pekan ini. Departemen Kesehatan Inggris mengharapkan langkah ini akan membuat para perokok mengubah pendiriannya dan menyadarkan mereka betapa mengerikan akibat yang ditimbulkan rokok.
Sekurangya, 11 gambar telah didesain untuk dimuat di setiap kemasan rokok dan salah satu yang paling mengerikan adalah gambar seorang penderita kanker tenggorokan dengan tumor besar yang membelit lehernya.
Depkes Inggris menyatakan, kampanye akan bahaya rokok melalui tulisan saja setidaknya telah membuat sekitar 90.000 perokok di Inggris menelepon posko bantuan untuk mengatasi rokok. Dengan strategi baru ini, Kepala Bagian Medis Sir Liam Donaldson berharap akan semakin banyak lagi perokok yang sadar.
Meskipun banyak sekali dampak yang membahayakan bagi pecandu rokok akan tetapi para pecandu rokok tidaklah jera, padahal di bungkus rokok atau di iklan-iklan rokok sudah disebutkan bahwa “merokok dapat menyebabkan kanker, jantung, impoten gangguan kehamilan dan janin” akan tetapi tulisan tersebut tidak pernah dihiraukan oleh pecandu rokok pada saat ini. Menurut psikolog Seto Mulyadi, peringatan bahaya merokok dalam bentuk tulisan tidak ada artinya dibandingkan dengan gambar. Menurutnya, peringatan tulisan kurang efektif memberikan persepsi mengenai bahaya merokok. Di Indonesia, peringatan kesehatan berbentuk tulisan dan penempatannya di belakang bungkus rokok. Sedangkan di Singapura menggunakan gambar disertai tulisan, dan besarnya setengah dari bungkus rokok. ''Pemerintah perlu mengatur kembali bentuk peringatan kesehatan di semua kemasan produk tembakau, termasuk bungkus rokok.
Oleh karena itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang efektif tidaknya pencantuman bahaya merokok yang ada pada iklan rokok, baik dari iklan media cetak maupun iklan audiovisual, karena meskipun pada bungkus rokok sudah diberi peringatan kras untuk tidak mengkonsumsi rokok akan tetapi pecandu rokok tetap saj “bandel” untuk menghisap batang rokok, padahal menurut survei, satu batang rokok bisa menhilangkan nyawa 6,5 detik waktu kita d dunia ini. Disini peneliti mengambil judul “ Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan. Alasan peneliti memilih judul ini adalah peneliti ingin sekali mengetahui seberapa banyak para pecandu rokok menaati peringatan pemerintah yang ditulis dalam bungkus rokok atau yang dicantumnkan di setiap iklan rokok.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan?
2. Dampak yang di hasilkan dalam pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok?
3. Apakah para pecandu rokok bisa berhenti merokok setelah ada peringatan pemerintah dalam bungkus rokok?


1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat mematuhi peringatan pemerintah yang tercantum dalam bungkus rokok dan penulis juga ingin mengetahui sejauh mana pengaruh yang dihasilkan dalm pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok tersebut. Selain itu penyusunan proposal ini juga bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang berupa teori-teori yang selama ini didapatkan, sehingga dapat mengetahui sampai dimana teori-teori itu mampu dan bisa mngatasi permasalahan yang ada. Adapun pokok-pokok dari tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk meneliti apakah pencantuman label bahaya merokok dapat berpengaruh pada masyarakat Desa Made RT 01 / RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan.
2. untuk mengetahui dan meneliti dampak yang dihasilkan dari pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok
3. untuk mengetahui apakah para pecandu rokok bisa berhenti merokok setelah ada peringatan pemerintah dalam bungkus rokok
1.4 Manfaat penelitian
1. Untuk memberikan informasi kepada para pembaca apakah pencantuman label bahaya merokok dapat berpengaruh pada masyarakat Desa Made RT 01 / RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan.
2. Untuk memberikan informasi tentang bahaya merokok untuk kesehatan.









BAB II
KERANGKA TEORI

Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yakni teori Use and gratifications and dependency dan teori peniruan, kerangka pemikiran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penelitian ini, karena di dalamnya memiliki tendensi-tendensi pemikiran yang kuat untuk menganalisis penelitian ini untuk lebih jelasnya, akan kami bahas mengenai kerangka pemikiran tersebut, sebagai berikut:
Prinsip stimulus respon pada dasrnya merupakan prinsip belajar yangs edrhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian seorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah
a. pesan/ stimulus
b. receiver/ penerima
c. efek/ respon
Prinsip stimulus seprti ini merupakan dasar teori jarum suntik hipodermik. Teori klasik proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh audiens, yang kemudian diasumskan akan bereaksi seperti yang diharapkan.
Dibalik konsepsi ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang mendasarinya:
1. Gambaran mengenai masyarakat modern yang merupakan agregasi dari individu-individu yang relative terisolasi yang bertindak berdasrkan kepentingan pribadi, yang tidak berpengaruh oleh kendala dan ikatan sosial.
2. Suatu pandangan dominan mengenai media massa yang seolah-olah sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaki sesuai dengan tujuan dari berbagai kekuatanb yang ada dalam masyarakat.
Dari pemikiran tersebut, dikenal apa disebut “masyarakat massa” dimana prinsip stimulus-respon mengasumsikan bahwa pesan dipersiapkan da di distribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat bersedia bagi sebagian besar individu, dan bukanya ditujukan pada orang per orang.penggunaan teknologi untuk reproduksi dan distribusi dapat memaksimalkan jumlah penerimaan dan respon oleh audiens. Dalam hal ini tidak diperhitungkan kemungkinan adanya intervensi adri struktur sosial atau kelompok dan seolah-olah terdapat kontak langsung antara media dan individu.

Uses, Gratifications and Depedency
Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan uses and gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam ranah uses and gratifications mencoba untuk menjawab pertanyan : “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” (McQuail, 2002 : 388).
Di sini khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai hanya sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain. Riset yang dilakukan dengan pendekatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1940-an oleh Paul Lazarfeld yang meneliti alasan masyarakat terhadap acara radio berupa opera sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di surat kabar (McQuail, 2002 : 387). Kebanyakan perempuan yang mendengarkan opera sabun di radio beralasan bahwa dengan mendengarkan opera sabun mereka dapat memperoleh gambaran ibu rumah tangga dan istri yang ideal atau dengan mendengarkan opera sabun mereka merasa dapat melepas segala emosi yang mereka miliki. Sedangkan para pembaca surat kabar beralasan bahwa dengan membeca surat kabar mereka selain mendapat informasi yang berguna, mereka juga mendapatkan rasa aman, saling berbagai informasi dan rutinitas keseharian (McQuail, 2002 : 387).
Dewasa ini iklan rokok sangat berkembang pesat, apalagi dari sekian banyak iklan di media cetak maupun elektronik iklan rokok adalah termasuk dalam iklan yang paling bergengsi. Sangat kreatif dan imajinatif, sehingga dapat menyaingi iklan-iklan lainnya.

Teori Peniruan (modeling theories)
Hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya. Tetapi, berbeda dengan teori identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Disini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya
Misalnya pada penelitian ini orang-orang atau konsumen rokok ketika melihat iklan rokok di televisi mereka akan merasa tertarik, karena kebanyakan iklan rokok biasanya menarik perhatian konsumennya akan tetapi biasanya tidak langsung terfokus pada rokoknya akan tetapi pada hal-hal yang konyol atau dengan perbendaharaan bahasa yang baru. Ketika orang melihat tayangan tersebut orang akan menirukan atau mengembangkan perbendaharaan bahasa tersebut secara meluas dengan kata lain iklan tersebut terpatri di pikiran pendengar atau masyarakat.
Pada tahun 1970, melvin Defleur melakukan nodifikasi terhadap teori stimulus respon dengan teorinya yang dikenla sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa. Disini diasumsikan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota audience.
Adapun iklan pencantuman bahya roko dikaitkan dengan Teori SOR yang mana sasaran dari penelitian ini adalah pecandu rokok. Maka dapat dikatakan bahwa iklan pencantuman bahya merokok merupakan stimulus yang nantinya akan diterima oleh audience yang mana dalam hal ini adalah orang dewasa yang mnegkonsumsi rokok dan kemudian baru memunculkan respon. Responnya dalah pecandu rokok menaati pencantuman bahaya merokok atau tidak menaati iklan pencantuman bahaya merokok pada iklan.












Hipotesis
Hipotesis 1 (+)
Dugaan sementara yang bersifat mendukung dalam penelitian ini adalah adanya Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan

Hipotesis 0 (-)
Dugaan sementara yang bersifat mendukung dalam penelitian ini adalah tidak adanya Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan
















BAB III
METODOLOGI

3.1 Desain penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptis yaitu suatu jenis penelitian yang hanya akan meluruskan keadaan obyek persoalan dan tidak dimaksudkan untuk mengambil kesimpulan yang berlaku umum
Menurut pendapat Sanapiah Faisal :
“Penelitian Deskriptif adalah ekslorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan social dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable dengan masalah dan unit yang diteliti.”
(Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, 1989:20)
Penelitian ini menitik beratkan kepada dua variable: “Variabel pengaruh pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok terhadap masyarakat di desa made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan”
3.2 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Made RT 01/ RW 01, Kecamatan Lamongan, Kabupaten dan dilakukan mulai tanggal 30 april 2009 sampai 07 juli 2009.
3.3 Kerangka Konseptual
Adalah konsep dan variabel dari Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada Iklan Rokok Terhadap Image Brand Perusahaan.


3.1.1 Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada Iklan Rokok (X)
3.1.1.1 Pencantuman
Merupakan pelabelan atau penulisan pada suatu media yang akan diketahui oleh beberapa khalayak.
3.1.1.2 Bahaya
Merupakan kosa kata yang negatif, atau dampak yang terjadi yang ada pada sesuatu benda atau barang.
3.1.1.3 Merokok
Merupakan kegiatan menggunakan, menghirup atau menghisap dan sekaligus menikamti sesuatu benda atau barang silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
3.1.1.4 Iklan
Merupakan sarana bagi upaya menawarkan barang atau jasa kepada khalayak ramai. Dalam pengertian lain iklan adalah penyampaian untuk mempersuasi khalayak sasarn teryentu untuk menerima produk, jasa atau gagasan dengan mengeluarkan biaya untuk ruang dan waktu dalam bentuk yang tertentu(cf. Jamieson dan Campbell 1983:136-138)
3.1.1.5 Rokok
Merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mmm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

3.1.2 Terhadap Masyarakat (Y)

3.1.2.1 Masyarakat
Banyak para ahli telah memberikan pengertian tentang masyarakat. Smith, Stanley dan Shores mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentatang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. (Smith, Stanley, Shores, 1950, p. 5).
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. Menurut (Selo Sumarjan 1974) masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
b. Menurut (Koentjaraningrat 1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut (Ralph Linton 1968) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
Ada beberapa komponen masyarakat diantaranya :
a. Populasi dengan aspek-aspek genetik dan demografik
b. Kebudayaan sebagai produk dari aktivitas cipta rasa, karsa dan karya manusia. Isi kebudayaan meliputi beberapa sistem nilai, yaitu sistem peralatan (teknologi), ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kesenian, dan kepercayaan sistem bahasa.
Masyarakat tidak begitu saja muncul seperti sekarang ini, tetapi adanya perkembangan yang dimulai dari masa lampau sampai saat sekarang ini dan terdapat masyarakat yang mewakili masa tersebut. Masyarakat ini kemudian berkembang mengikuti perkembangan jaman sehingga kemajuan yang dimiliki masyarakat sejalan dengan perubahan yan terjadi secara global, tetapi ada pula masyarakat yang berkembang tidak seperti mengikuti perubahan jaman melainkan berubah sesuai dengan konsep mereka tentang perubahan itu sendiri.
Dalam mempertahankan kehidupannnya masyarakat beradaptasi dengan
lingkungannya. Adapun adaptasi tersebut dibedakan sebagai berikut :
a. Adaptasi genetik; setiap lingkungan hidup biasanya merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh yang spesifik, yang bersifat turun temurun dan permanen
b. Adaptasi somatis yang merupakan penyesuaian secara struktural atau fungsional yang sifatnya sementara (tidak turun temurun). Bila dibandingkan dengan makhluk lainnya, maka manusia mempunyai daya adaptasi yang relatif lebih besar.


3.2 Kerangka Operasional
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian disini kita akan membatasi konsep operasional yang di gunakan dan berikut adalah kategori atau indikatornya:
3.2.1 Pencantuman Bahaya Merokok Pada Iklan Rokok =
1. Pengertian merokok
2. Frekuensi mengkonsumsi rokok per hari
3. Perilaku orang yang terpengaruh dengan pencantuman bahaya merokok pada iklan media cetak ataupun elektronik
4. Perilaku seseorang ketika terpengaruh terhadap label bahaya merokok

3.2.2 Image Brand Perusahaan=
1. Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Peran humas perusahaan
3. Pengawasan humas terhadap wacana masyarakat tentang produk
4. Cara menjaga image perusahaan dimata masyarakat.


3.3. Teknik Sampling
Penelitan ini menggunakan teknik sampling :
Sample sistematis ( Systematic Sampling )
Sampel sistematis adalah pengambilan sampel dimana hanya unsure pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsure – unsure selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
Adapun cara yang digunakan dalam sampel sistematis adalah :
Jumlah populasi ( N ) 150 orang yang diberi nomor 1 – 150 dan akan dipilih 50 satuan elementer sebagai sampel ( n ). Hasil bagi tersebut disebut interval sampel dan diberi kode k.
k = N : n
k = 150 : 50 = 3
Unsure pertama dari sampel harus dipilih secara acak diantara satuan – satuan elementer nomor 1 – 3. Dan yang terpilih sebagai unsure pertama adalah satuan elemekter nomor 2, maka unsure – unsure lainnya dari sampel adalah satuan – satuan nomor 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59, 62, 65, 68, 71, 74, 77, 80, 83, 86, 89, 92, 95, 98, 101, 104, 107, 110, 113, 116, 19, 122, 125, 128, 131, 134, 137, 140, 143, 146, 149, 3.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian yang menggunakan metode survai, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagaian populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara – cara pengambilan sampel harus memenuhi syarat – syarat tertentu.
Dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam suatu penelitian, si peneliti harus memperhatikan hubungan antara biaya, tenaga dan waktu di satu pihak, serta besarnya presisi di pihak lain. Sebelum membicarakan pembahasan tentang metode pengambilan sampel, terlebih dahulu peneliti bicarakan tentang konsep.

POPULASI
Populasi adalah jumah keseluruhan dari unit analisa yang cirri – cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan dengan populasi smpling dan populasi sasaran. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi di Kelurahan Gundih, Surabaya. Dan yang menjadi responden dalam penelitian adalah para pemirsa program music Dahsyat khususnya yang berumur 15 – 30 tahun.
SAMPEL
Dengan meneliti sebagaian dari populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara – cara pengambilan sebuah sampel harus memenuhi syarat – syarat tertentu.
Sebuah sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan 0.
3.5 Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuesioner. Selain itu dalam menyebarkan kuesioner yang diajukan terdapat pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden maka dapat dijelaskan oleh peneliti agar tidak salah dalam mengisi kuesioner.
3.6 Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui bahan – bahan pustaka yang terkait dengan masalah – masalah yang akan diteliti. Bahan – bahan pustaka didapat dari buku – buku literature atau informasi tertulis lainnya.
3.7 Teknik pengolahan data dan analisa data
Setelah mengkode data, kegiatan yang dilakukan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam pengolahan data adalah:
1. Memasukkan data ke dalam kartu
- Data yang telah dikode perlu dipindahkan ke dalam kartu. Cara merekam data dapat dilakukan dengan menggunakan: kartu tabulasi, komputer
2. Membuat tabel frekuensi atau tabel silang
3. Mengedit yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang.
LANGKAH- LANGKAH ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data , perlu segera digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengolah data
Secara garis besar , pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu:
1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:
 Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi
 Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data
 Mengecek macam isian data
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal.
2. Tabulasi
G.E.R. Burroughas mengemikakan klasifikasi analisis data sebagai berikut.
1) Tabulasi Data
2) Penyimpulan data
3) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis
4) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan
Termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:
1. Memberikan Skor terhadap item- item yang perlu dibuat skor
2. Memberikan kode tehadap item- item yang tidak diberi skor
3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisis yang akan digunakan
4. Memberikan Kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan computer


3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Maksud dari bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus- rumus atau aturan- aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desai yang diambil.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Analisa data deskriptif Karena sesuai dengan desain penelitian yakni Deskriptif Kuantitatif dapun yang dimaksud dengan Analisa Data Deskriptif yakni Teknik statistik yang pada umumnya digunakan untuk menganalisis data pada penelitian- penelitian deskriptif ialah dengan menggunakan tabel, grafik ukuran central tendency dan ukuran perbedaan.

Analisis Data
Hasil data yang diperoleh adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka-angka sehingga analisisnya menggunakan tehnik statistik. Untuk menghitung analisis regresi digunakan komputasi SPSS-2000 Program Analisis Regresi Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Parmadiningsih, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta versi IBM/IN. Analisis Regresi digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara dua variabel yang diteliti yaitu pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Adapun sistematika perhitungan dengan menggunakan analisa regresi adalah sebagai berikut :
Mencari korelasi antar kriterium dengan prediktor.
Menguji korelasi apakah signifikan atau tidak.
Mencari persamaan regresi.


























Kuesioner
Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok pada Iklan Rokok Terhadap Masyarakat di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan

NAMA:
ALAMAT:
UMUR:
JENIS KELAMIN:
PEKERJAAN:
1. pilihlah jawaban yang tepat
2. jika tidak jelas tanyakan pada researcher
3. jangan memilih jawaban lebih dari satu


1. Apakah anda seorang perokok?
a. ya
b. tidak
c. kadang-kadang
2. Sejak kapan anda merokok?
a. Sejak kecil
b. Menginjak remaja
c. Baru saja
3. Apakah anda merasa ketagihan dengan rokok?
a. ya
b. biasa saja
c. tidak
4. Apakah anda tahu dampak negatif dari rokok?
a. ya
b. sedikit
c. tidak sama sekali
5. Apakah anda pernah membaca label bahaya merokok pada bungkus rokok?
a. Pernah, dan saya langsung menjauhi tidak mengkonsumsi rokok
b. Saya malah tidak tahu kalu ada label bahaya merokok
c. Pernah, tapi saya hiraukan
6. Apakah anda tidak merasa rugi bila uang anda habis untuk membeli rokok?
a. tidak
b. ya
c. kadang-kadang merasa rugi
7. Apakah di mata anda image perusahaan rokok itu baik-baik?
a. sangat baik
b. baik
c. tidak
8. Apakah anda suka dengan acara music konser yang diadakan oleh salah satu perusahaan rokok?
a. sangat suka
b. tidak
c. biasa saja
9. Apakah anda sering datang dan mengikuti acara-acara yang di sponsori oleh perusahaan rokok?
a. selalu datang
b. kadang-kadang
c. tidak pernah sama sekali
10. Apakah anda suka dengan fatwa MUI dengan mengharamkan merokok di tempat umum?
a. tidak suka
b. suka
c. biasa saja

Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kebiasaan menghisap tembakau telah dikenal sejak lama di muka bumi ini. Kaum Indian di Amerika Utara sejak dulu dikenal menggunakan sebagai pipa perdamaianyang sering ditemukan pada buku-buku cerita Indian, hanya saja harus diingat bahwa mereka biasanya menghisap pipa hanya pada kesempatan khusus, tidak dilakukan setiap hari seperti biasanya orang merokok sekarang ini. Kebiasaan menghisap rokok kemudian terus berkembang lua, khususnya setelah berkembangnya industri modern rokok di awal abad ini. Sekitar setengah dari kaum pria dari negara berkembang juga punya kebiasaan yang sama. Jumlah perokok dikalangan wanita di negara maju sedikit lebih rendah daripada kaum prianya, sementara di negara berkembang diperkirakan 10% wanita merokok. Seiring perkembangan jaman diciptakanlah berbagai macam rokok dengan berbagai merk yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik di Negara Indonesia. Sebagian kaum lelaki mengkonsumsi rokok tersebut
SEBAGAI satu-satunya racun yang bebas diperjualbelikan, bahkan bebas dipromosikan, tentu tidak aneh jika sejak dulu perdagangan rokok jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan emas dan perak. Sejalan dengan gencarnya kampanye antirokok, mulai banyak para perokok yang menyadari bahaya kesehatan akibat kebiasaan merokok. Namun, kesadaran bahaya merokok tersebut tidak lantas membuat para perokok memutuskan untuk berhenti merokok. Faktor ketagihan nikotin pun turut memengaruhi terganggunya rasionalitas para perokok tersebut. Keadaan ini tergambarkan pada penelitian yang dilakukan oleh James Mahoney dan Amanda Burrell dari Universitas Canberra (UC) Australia terhadap 234 orang mahasiswa. Hasil penelitian menujukkan, setiap mahasiswa yang disurvei tahu merokok akan membahayakan kesehatan mereka, mengaku mengingat isi pesan kampanye antirokok yang selama ini ada, namun tidak cukup menyadarkan mereka untuk menghentikan kebiasaan merokok tersebut.
Mereka memandang taktik kampanye dengan menakut-nakuti tidaklah efektif. Kondisi ini dimanfaatkan dengan cerdik oleh industri rokok. Mereka sangat memahami sifat ketagihan rokok dan "kegelisahan" para perokok terhadap isu kesehatan yang ada dibalik kebiasaan tersebut. Industri rokok membuat sebuah terobosan dengan menciptakan produk rokok ringan (mild, light, ultralight cigarette).
Pada tanggal 10 Maret 2003, Pemerintah mengeluarkan PP No.19/2003 ini. LSM protes keras karena batas maksimum tar dalam nikotin dihilangkan. Disisi lain, PP No.19/2003 mengatur ketentuan antara "tempat merokok" dan "tempat tidak merokok", yang diberlakukan di setiap tempat publik, fasilitas kesehatan, tempat kerja, sekolah, tempat main, bangunan agama dan transportasi publik. Hak merokok tetap dijaga dengan mewajibkan manajemen publik atau kerja untuk menyediakan tempat khusus untuk merokok dengan "exhaust" atau fasilitas lain yang dapat tidak mengganggu kesehatan yang tidak merokok.

Upaya untuk menyadarkan para pecandu rokok supaya meninggalkan kebiasaan buruknya memang tak mudah. Banyak hal telah dilakukan, mulai dari kampanye bahaya rokok bagi kesehatan hingga penerapan aturan tentang pencantuman peringatan tertulis bahayanya di kemasan.
Bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, sebetulnya telah diketahui sejakdahulu. Penelitian para ahli membuktikan, merokok merupakan faktor risiko utama penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini lebih ditegaskan dalam World Congress ISFC pada bulan September 1986, yang menyatakan : merokok mengakibatkan penyakit jantung dan pembuluh darah juga menyebabkan kanker paru dan pernapasan. Selain itu berpengaruh besar terhadap sistem saraf, dan orang-orang yang berada di sekitar perokok (passive smoker) memiliki dampak risiko besar pula terhadap penyakit jantung.
Penghasilan suatu negara dari pajak rokok memang besar, namun perbandingannya tak dapat disamakan dengan pengeluaran dana atas akibat yang ditimbulkan rokok, Itu sebabnya terutama di luar negeri, ada peraturan pencantuman peringatan bahaya merokok pada setiap bungkus rokok.
Tempat-tempat untuk merokok pun telah dibatasi atau dipisahkan tersendiri. Banyak perusahaan membuat peraturan bagi para pegawainya, karena ternyata waktu bolos atau absen para perokok lebih besar daripada yang tidak merokok. Di Amerika, banyak pusat-pusat pertokoan melarang pengunjung merokok. Di restoran, pemisahan tempat perokok dengan tidak perokok sudah lumrah. Demikian pula di pesawat terbang dan kendaran lainnya.
Dengan mengiklankan produk yang ringan, industri mengarahkan para konsumen kepada keyakinan yang keliru atas keselamatan perokok. Padahal pada kenyataannya, perokok memanjakan diri mereka pada pengaruh negatif yang sama sebagaimana bila mereka menghisap rokok biasa. Kondisi ini sebenarnya sudah diatur dalam Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Ada aturan dalam FCTC yang menyebutkan bahwa bungkus rokok harus mencantumkan secara jelas bahaya merokok dan kandungan berbahaya lainnya. Pencantuman istilah ringan, mild, light, ultralight ciggarette tidak boleh digunakan lagi, karena istilah tersebut sangat menyesatkan, mengandung arti bahwa rokok jenis ini lebih sehat.
Di Inggris, upaya menyadarkan perokok dan mencegah bertambahnya perokok baru terus dilakukan. Belum lama ini, Pemerintah Inggris menerapkan suatu kebijakan yang cukup revolusioner, yakni mewajibkan para produsen rokok mencantumkan gambar-gambar mengerikan akibat dampak merokok di setiap kemasan.
Pemuatan gambar-gambar mengerikan di kemasan rokok itu telah dimulai sejak pekan ini. Departemen Kesehatan Inggris mengharapkan langkah ini akan membuat para perokok mengubah pendiriannya dan menyadarkan mereka betapa mengerikan akibat yang ditimbulkan rokok.
Sekurangya, 11 gambar telah didesain untuk dimuat di setiap kemasan rokok dan salah satu yang paling mengerikan adalah gambar seorang penderita kanker tenggorokan dengan tumor besar yang membelit lehernya.
Depkes Inggris menyatakan, kampanye akan bahaya rokok melalui tulisan saja setidaknya telah membuat sekitar 90.000 perokok di Inggris menelepon posko bantuan untuk mengatasi rokok. Dengan strategi baru ini, Kepala Bagian Medis Sir Liam Donaldson berharap akan semakin banyak lagi perokok yang sadar.
Meskipun banyak sekali dampak yang membahayakan bagi pecandu rokok akan tetapi para pecandu rokok tidaklah jera, padahal di bungkus rokok atau di iklan-iklan rokok sudah disebutkan bahwa “merokok dapat menyebabkan kanker, jantung, impoten gangguan kehamilan dan janin” akan tetapi tulisan tersebut tidak pernah dihiraukan oleh pecandu rokok pada saat ini. Menurut psikolog Seto Mulyadi, peringatan bahaya merokok dalam bentuk tulisan tidak ada artinya dibandingkan dengan gambar. Menurutnya, peringatan tulisan kurang efektif memberikan persepsi mengenai bahaya merokok. Di Indonesia, peringatan kesehatan berbentuk tulisan dan penempatannya di belakang bungkus rokok. Sedangkan di Singapura menggunakan gambar disertai tulisan, dan besarnya setengah dari bungkus rokok. ''Pemerintah perlu mengatur kembali bentuk peringatan kesehatan di semua kemasan produk tembakau, termasuk bungkus rokok.
Oleh karena itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang efektif tidaknya pencantuman bahaya merokok yang ada pada iklan rokok, baik dari iklan media cetak maupun iklan audiovisual, karena meskipun pada bungkus rokok sudah diberi peringatan kras untuk tidak mengkonsumsi rokok akan tetapi pecandu rokok tetap saj “bandel” untuk menghisap batang rokok, padahal menurut survei, satu batang rokok bisa menhilangkan nyawa 6,5 detik waktu kita d dunia ini. Disini peneliti mengambil judul “ Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan. Alasan peneliti memilih judul ini adalah peneliti ingin sekali mengetahui seberapa banyak para pecandu rokok menaati peringatan pemerintah yang ditulis dalam bungkus rokok atau yang dicantumnkan di setiap iklan rokok.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan?
2. Dampak yang di hasilkan dalam pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok?
3. Apakah para pecandu rokok bisa berhenti merokok setelah ada peringatan pemerintah dalam bungkus rokok?


1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat mematuhi peringatan pemerintah yang tercantum dalam bungkus rokok dan penulis juga ingin mengetahui sejauh mana pengaruh yang dihasilkan dalm pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok tersebut. Selain itu penyusunan proposal ini juga bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang berupa teori-teori yang selama ini didapatkan, sehingga dapat mengetahui sampai dimana teori-teori itu mampu dan bisa mngatasi permasalahan yang ada. Adapun pokok-pokok dari tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk meneliti apakah pencantuman label bahaya merokok dapat berpengaruh pada masyarakat Desa Made RT 01 / RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan.
2. untuk mengetahui dan meneliti dampak yang dihasilkan dari pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok
3. untuk mengetahui apakah para pecandu rokok bisa berhenti merokok setelah ada peringatan pemerintah dalam bungkus rokok
1.4 Manfaat penelitian
1. Untuk memberikan informasi kepada para pembaca apakah pencantuman label bahaya merokok dapat berpengaruh pada masyarakat Desa Made RT 01 / RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan.
2. Untuk memberikan informasi tentang bahaya merokok untuk kesehatan.









BAB II
KERANGKA TEORI

Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yakni teori Use and gratifications and dependency dan teori peniruan, kerangka pemikiran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penelitian ini, karena di dalamnya memiliki tendensi-tendensi pemikiran yang kuat untuk menganalisis penelitian ini untuk lebih jelasnya, akan kami bahas mengenai kerangka pemikiran tersebut, sebagai berikut:
Prinsip stimulus respon pada dasrnya merupakan prinsip belajar yangs edrhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian seorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah
a. pesan/ stimulus
b. receiver/ penerima
c. efek/ respon
Prinsip stimulus seprti ini merupakan dasar teori jarum suntik hipodermik. Teori klasik proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh audiens, yang kemudian diasumskan akan bereaksi seperti yang diharapkan.
Dibalik konsepsi ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang mendasarinya:
1. Gambaran mengenai masyarakat modern yang merupakan agregasi dari individu-individu yang relative terisolasi yang bertindak berdasrkan kepentingan pribadi, yang tidak berpengaruh oleh kendala dan ikatan sosial.
2. Suatu pandangan dominan mengenai media massa yang seolah-olah sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaki sesuai dengan tujuan dari berbagai kekuatanb yang ada dalam masyarakat.
Dari pemikiran tersebut, dikenal apa disebut “masyarakat massa” dimana prinsip stimulus-respon mengasumsikan bahwa pesan dipersiapkan da di distribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat bersedia bagi sebagian besar individu, dan bukanya ditujukan pada orang per orang.penggunaan teknologi untuk reproduksi dan distribusi dapat memaksimalkan jumlah penerimaan dan respon oleh audiens. Dalam hal ini tidak diperhitungkan kemungkinan adanya intervensi adri struktur sosial atau kelompok dan seolah-olah terdapat kontak langsung antara media dan individu.

Uses, Gratifications and Depedency
Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan uses and gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam ranah uses and gratifications mencoba untuk menjawab pertanyan : “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” (McQuail, 2002 : 388).
Di sini khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai hanya sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain. Riset yang dilakukan dengan pendekatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1940-an oleh Paul Lazarfeld yang meneliti alasan masyarakat terhadap acara radio berupa opera sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di surat kabar (McQuail, 2002 : 387). Kebanyakan perempuan yang mendengarkan opera sabun di radio beralasan bahwa dengan mendengarkan opera sabun mereka dapat memperoleh gambaran ibu rumah tangga dan istri yang ideal atau dengan mendengarkan opera sabun mereka merasa dapat melepas segala emosi yang mereka miliki. Sedangkan para pembaca surat kabar beralasan bahwa dengan membeca surat kabar mereka selain mendapat informasi yang berguna, mereka juga mendapatkan rasa aman, saling berbagai informasi dan rutinitas keseharian (McQuail, 2002 : 387).
Dewasa ini iklan rokok sangat berkembang pesat, apalagi dari sekian banyak iklan di media cetak maupun elektronik iklan rokok adalah termasuk dalam iklan yang paling bergengsi. Sangat kreatif dan imajinatif, sehingga dapat menyaingi iklan-iklan lainnya.

Teori Peniruan (modeling theories)
Hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya. Tetapi, berbeda dengan teori identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Disini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya
Misalnya pada penelitian ini orang-orang atau konsumen rokok ketika melihat iklan rokok di televisi mereka akan merasa tertarik, karena kebanyakan iklan rokok biasanya menarik perhatian konsumennya akan tetapi biasanya tidak langsung terfokus pada rokoknya akan tetapi pada hal-hal yang konyol atau dengan perbendaharaan bahasa yang baru. Ketika orang melihat tayangan tersebut orang akan menirukan atau mengembangkan perbendaharaan bahasa tersebut secara meluas dengan kata lain iklan tersebut terpatri di pikiran pendengar atau masyarakat.
Pada tahun 1970, melvin Defleur melakukan nodifikasi terhadap teori stimulus respon dengan teorinya yang dikenla sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa. Disini diasumsikan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota audience.
Adapun iklan pencantuman bahya roko dikaitkan dengan Teori SOR yang mana sasaran dari penelitian ini adalah pecandu rokok. Maka dapat dikatakan bahwa iklan pencantuman bahya merokok merupakan stimulus yang nantinya akan diterima oleh audience yang mana dalam hal ini adalah orang dewasa yang mnegkonsumsi rokok dan kemudian baru memunculkan respon. Responnya dalah pecandu rokok menaati pencantuman bahaya merokok atau tidak menaati iklan pencantuman bahaya merokok pada iklan.












Hipotesis
Hipotesis 1 (+)
Dugaan sementara yang bersifat mendukung dalam penelitian ini adalah adanya Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan

Hipotesis 0 (-)
Dugaan sementara yang bersifat mendukung dalam penelitian ini adalah tidak adanya Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada iklan Rokok Terhadap Masyarakat Di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan
















BAB III
METODOLOGI

3.1 Desain penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptis yaitu suatu jenis penelitian yang hanya akan meluruskan keadaan obyek persoalan dan tidak dimaksudkan untuk mengambil kesimpulan yang berlaku umum
Menurut pendapat Sanapiah Faisal :
“Penelitian Deskriptif adalah ekslorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan social dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable dengan masalah dan unit yang diteliti.”
(Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, 1989:20)
Penelitian ini menitik beratkan kepada dua variable: “Variabel pengaruh pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok terhadap masyarakat di desa made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan”
3.2 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Made RT 01/ RW 01, Kecamatan Lamongan, Kabupaten dan dilakukan mulai tanggal 30 april 2009 sampai 07 juli 2009.
3.3 Kerangka Konseptual
Adalah konsep dan variabel dari Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada Iklan Rokok Terhadap Image Brand Perusahaan.


3.1.1 Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok Pada Iklan Rokok (X)
3.1.1.1 Pencantuman
Merupakan pelabelan atau penulisan pada suatu media yang akan diketahui oleh beberapa khalayak.
3.1.1.2 Bahaya
Merupakan kosa kata yang negatif, atau dampak yang terjadi yang ada pada sesuatu benda atau barang.
3.1.1.3 Merokok
Merupakan kegiatan menggunakan, menghirup atau menghisap dan sekaligus menikamti sesuatu benda atau barang silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
3.1.1.4 Iklan
Merupakan sarana bagi upaya menawarkan barang atau jasa kepada khalayak ramai. Dalam pengertian lain iklan adalah penyampaian untuk mempersuasi khalayak sasarn teryentu untuk menerima produk, jasa atau gagasan dengan mengeluarkan biaya untuk ruang dan waktu dalam bentuk yang tertentu(cf. Jamieson dan Campbell 1983:136-138)
3.1.1.5 Rokok
Merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mmm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

3.1.2 Terhadap Masyarakat (Y)

3.1.2.1 Masyarakat
Banyak para ahli telah memberikan pengertian tentang masyarakat. Smith, Stanley dan Shores mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentatang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. (Smith, Stanley, Shores, 1950, p. 5).
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. Menurut (Selo Sumarjan 1974) masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
b. Menurut (Koentjaraningrat 1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut (Ralph Linton 1968) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
Ada beberapa komponen masyarakat diantaranya :
a. Populasi dengan aspek-aspek genetik dan demografik
b. Kebudayaan sebagai produk dari aktivitas cipta rasa, karsa dan karya manusia. Isi kebudayaan meliputi beberapa sistem nilai, yaitu sistem peralatan (teknologi), ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kesenian, dan kepercayaan sistem bahasa.
Masyarakat tidak begitu saja muncul seperti sekarang ini, tetapi adanya perkembangan yang dimulai dari masa lampau sampai saat sekarang ini dan terdapat masyarakat yang mewakili masa tersebut. Masyarakat ini kemudian berkembang mengikuti perkembangan jaman sehingga kemajuan yang dimiliki masyarakat sejalan dengan perubahan yan terjadi secara global, tetapi ada pula masyarakat yang berkembang tidak seperti mengikuti perubahan jaman melainkan berubah sesuai dengan konsep mereka tentang perubahan itu sendiri.
Dalam mempertahankan kehidupannnya masyarakat beradaptasi dengan
lingkungannya. Adapun adaptasi tersebut dibedakan sebagai berikut :
a. Adaptasi genetik; setiap lingkungan hidup biasanya merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh yang spesifik, yang bersifat turun temurun dan permanen
b. Adaptasi somatis yang merupakan penyesuaian secara struktural atau fungsional yang sifatnya sementara (tidak turun temurun). Bila dibandingkan dengan makhluk lainnya, maka manusia mempunyai daya adaptasi yang relatif lebih besar.


3.2 Kerangka Operasional
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian disini kita akan membatasi konsep operasional yang di gunakan dan berikut adalah kategori atau indikatornya:
3.2.1 Pencantuman Bahaya Merokok Pada Iklan Rokok =
1. Pengertian merokok
2. Frekuensi mengkonsumsi rokok per hari
3. Perilaku orang yang terpengaruh dengan pencantuman bahaya merokok pada iklan media cetak ataupun elektronik
4. Perilaku seseorang ketika terpengaruh terhadap label bahaya merokok

3.2.2 Image Brand Perusahaan=
1. Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Peran humas perusahaan
3. Pengawasan humas terhadap wacana masyarakat tentang produk
4. Cara menjaga image perusahaan dimata masyarakat.


3.3. Teknik Sampling
Penelitan ini menggunakan teknik sampling :
Sample sistematis ( Systematic Sampling )
Sampel sistematis adalah pengambilan sampel dimana hanya unsure pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsure – unsure selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
Adapun cara yang digunakan dalam sampel sistematis adalah :
Jumlah populasi ( N ) 150 orang yang diberi nomor 1 – 150 dan akan dipilih 50 satuan elementer sebagai sampel ( n ). Hasil bagi tersebut disebut interval sampel dan diberi kode k.
k = N : n
k = 150 : 50 = 3
Unsure pertama dari sampel harus dipilih secara acak diantara satuan – satuan elementer nomor 1 – 3. Dan yang terpilih sebagai unsure pertama adalah satuan elemekter nomor 2, maka unsure – unsure lainnya dari sampel adalah satuan – satuan nomor 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59, 62, 65, 68, 71, 74, 77, 80, 83, 86, 89, 92, 95, 98, 101, 104, 107, 110, 113, 116, 19, 122, 125, 128, 131, 134, 137, 140, 143, 146, 149, 3.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian yang menggunakan metode survai, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagaian populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara – cara pengambilan sampel harus memenuhi syarat – syarat tertentu.
Dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam suatu penelitian, si peneliti harus memperhatikan hubungan antara biaya, tenaga dan waktu di satu pihak, serta besarnya presisi di pihak lain. Sebelum membicarakan pembahasan tentang metode pengambilan sampel, terlebih dahulu peneliti bicarakan tentang konsep.

POPULASI
Populasi adalah jumah keseluruhan dari unit analisa yang cirri – cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan dengan populasi smpling dan populasi sasaran. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi di Kelurahan Gundih, Surabaya. Dan yang menjadi responden dalam penelitian adalah para pemirsa program music Dahsyat khususnya yang berumur 15 – 30 tahun.
SAMPEL
Dengan meneliti sebagaian dari populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara – cara pengambilan sebuah sampel harus memenuhi syarat – syarat tertentu.
Sebuah sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan 0.
3.5 Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuesioner. Selain itu dalam menyebarkan kuesioner yang diajukan terdapat pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden maka dapat dijelaskan oleh peneliti agar tidak salah dalam mengisi kuesioner.
3.6 Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui bahan – bahan pustaka yang terkait dengan masalah – masalah yang akan diteliti. Bahan – bahan pustaka didapat dari buku – buku literature atau informasi tertulis lainnya.
3.7 Teknik pengolahan data dan analisa data
Setelah mengkode data, kegiatan yang dilakukan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam pengolahan data adalah:
1. Memasukkan data ke dalam kartu
- Data yang telah dikode perlu dipindahkan ke dalam kartu. Cara merekam data dapat dilakukan dengan menggunakan: kartu tabulasi, komputer
2. Membuat tabel frekuensi atau tabel silang
3. Mengedit yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang.
LANGKAH- LANGKAH ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data , perlu segera digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengolah data
Secara garis besar , pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu:
1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:
 Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi
 Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data
 Mengecek macam isian data
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal.
2. Tabulasi
G.E.R. Burroughas mengemikakan klasifikasi analisis data sebagai berikut.
1) Tabulasi Data
2) Penyimpulan data
3) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis
4) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan
Termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:
1. Memberikan Skor terhadap item- item yang perlu dibuat skor
2. Memberikan kode tehadap item- item yang tidak diberi skor
3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisis yang akan digunakan
4. Memberikan Kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan computer


3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Maksud dari bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus- rumus atau aturan- aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desai yang diambil.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Analisa data deskriptif Karena sesuai dengan desain penelitian yakni Deskriptif Kuantitatif dapun yang dimaksud dengan Analisa Data Deskriptif yakni Teknik statistik yang pada umumnya digunakan untuk menganalisis data pada penelitian- penelitian deskriptif ialah dengan menggunakan tabel, grafik ukuran central tendency dan ukuran perbedaan.

Analisis Data
Hasil data yang diperoleh adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka-angka sehingga analisisnya menggunakan tehnik statistik. Untuk menghitung analisis regresi digunakan komputasi SPSS-2000 Program Analisis Regresi Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Parmadiningsih, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta versi IBM/IN. Analisis Regresi digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara dua variabel yang diteliti yaitu pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Adapun sistematika perhitungan dengan menggunakan analisa regresi adalah sebagai berikut :
Mencari korelasi antar kriterium dengan prediktor.
Menguji korelasi apakah signifikan atau tidak.
Mencari persamaan regresi.


























Kuesioner
Pengaruh Pencantuman Bahaya Merokok pada Iklan Rokok Terhadap Masyarakat di Desa Made RT 01/ RW 01, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan

NAMA:
ALAMAT:
UMUR:
JENIS KELAMIN:
PEKERJAAN:
1. pilihlah jawaban yang tepat
2. jika tidak jelas tanyakan pada researcher
3. jangan memilih jawaban lebih dari satu


1. Apakah anda seorang perokok?
a. ya
b. tidak
c. kadang-kadang
2. Sejak kapan anda merokok?
a. Sejak kecil
b. Menginjak remaja
c. Baru saja
3. Apakah anda merasa ketagihan dengan rokok?
a. ya
b. biasa saja
c. tidak
4. Apakah anda tahu dampak negatif dari rokok?
a. ya
b. sedikit
c. tidak sama sekali
5. Apakah anda pernah membaca label bahaya merokok pada bungkus rokok?
a. Pernah, dan saya langsung menjauhi tidak mengkonsumsi rokok
b. Saya malah tidak tahu kalu ada label bahaya merokok
c. Pernah, tapi saya hiraukan
6. Apakah anda tidak merasa rugi bila uang anda habis untuk membeli rokok?
a. tidak
b. ya
c. kadang-kadang merasa rugi
7. Apakah di mata anda image perusahaan rokok itu baik-baik?
a. sangat baik
b. baik
c. tidak
8. Apakah anda suka dengan acara music konser yang diadakan oleh salah satu perusahaan rokok?
a. sangat suka
b. tidak
c. biasa saja
9. Apakah anda sering datang dan mengikuti acara-acara yang di sponsori oleh perusahaan rokok?
a. selalu datang
b. kadang-kadang
c. tidak pernah sama sekali
10. Apakah anda suka dengan fatwa MUI dengan mengharamkan merokok di tempat umum?
a. tidak suka
b. suka
c. biasa saja

Borobudur Sunrise, Pemandangan Matahari Terbit di Nirwana

Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusia dan hingga kini selalu dikunjungi oleh jutaan turis domestik maupun mancanegara. Borobudur mempunyai bentuk bangunan yang tiada ada duanya di dunia. Bentuk arsitektur tersebut terinspirasi dari filsafat micro cosmos yang akan menimbulkan berbagai pertanyaan seperti kapan, bagaimana caranya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun dan oleh siapa.
Jawaban pasti akan hal tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini karena tidak adanya satu dokumen pun yang bisa ditemukan. Berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah. Borobudur mempunyai arti yang samar-samar, tetapi sebenarnya kata tersebut merupakan sebuah gabungan kata “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti komplek candi atau biara, sementara Budur mengingatkan akan kata dari Bahasa Bali yang berarti di atas. Dengan demikian, Borobudur berarti biara yang terletak di atas bukit.
Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung fosofi dimana ornamen-ornamen tersebut mempunyai symbol kesatuan dalam perbedaan yang dapat diikuti oleh semua orang untuk mencapai tujuan hidup yang paling mulia. Relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran hidup manusia yang sangat indah. Dengan kata lain, Borobudur adalah jiwa dari seni, budaya dan filsafat
Mengagumi kemegahan Borobudur di siang hari dan melihat detail setiap arca dan batu-batu berelief penyusunnya adalah sesuatu yang paling didambakan oleh jutaan orang dari berbagai negara. Namun, tak banyak orang yang menyadari bahwa Borobudur juga memiliki pemandangan unik lain, yaitu pemandangan matahari terbit yang indah dan menerpa tubuh stupa Sang Budha yang bersila di puncak candi yang berdiri sejak abad ke 9 ini.
Bila anda termasuk orang yang belum pernah menikmatinya, maka mencobanya untuk mewarnai datangnya kehidupan baru pada awal tahun tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Matahari yang terbit dengan sinar terang setidaknya bisa turut menyemangati anda menjalani kehidupan setahun ke depan, dan yang jelas bisa menjadi sebuah pengingat bahwa kebijaksanaan atau nirwana yang dilambangkan oleh puncak candi ini adalah tujuan utama hidup anda.
Untuk menikmati pemandangan matahari terbit itu, sejak sore hari anda bisa menginap di Hotel Manohara, satu-satunya hotel yang berada di kompleks Candi Borobudur. Atau, anda bisa juga mengikuti paket tur Borobudur Sunrise yang ditawarkan oleh beberapa agen tur. Tanpa itu, anda bahkan tak akan bisa masuk ke kompleks candi dan sunrise pun terlewatkan, sebab pintu gerbang masuk kawasan objek wisata ini baru dibuka sekitar pukul 7.30 WIB.
Bila menginap di Manohara, sebenarnya anda bisa berangkat naik ke Borobudur pada jam berapa pun untuk menikmati sunrise. Namun, pengelola hotel dan beberapa agen tur biasanya akan memberangkatkan anda pukul 3.30 pagi sehingga dapat berjalan santai dan tidak menunggu sunrise terlalu lama. Pemandangan sunrise sendiri biasanya akan bisa dinikmati sekitar pukul 5.00 pagi. Sebaiknya anda membawa jaket untuk mengalahkan hawa dingin dan bila perlu membawa senter untuk penerangan.
Begitu langit di timur tampak mulai terang, anda bisa bersiap untuk melihat gerak gerik matahari memunculkan diri. Sedikit saja sinar kuning kemerahan muncul, itu berarti saat fajar telah tiba di puncak Borobudur yang melambangkan nirwana ini. Sebuah keunikan ketika anda melihat sunrise di Borobudur adalah bahwa matahari seolah datang dari celah antara dua gunung, yaitu Merapi yang menjadi salah satu gunung teraktif di dunia dan Merbabu yang sering disebut kembarannya.
Saat Merapi tengah aktif mengeluarkan lava pijarnya dan kabut tak menutupi, anda bisa melihat guguran lava pijar yang menuju hulu Kali Krasak. Warna lava pijar yang merah membara akan tampak sangat terang, menjadi kontras dengan warna langit yang masih gelap. Januari 2006 lalu, puluhan wisatawan menikmati pemandangan ini dan di tengah aktivitas Merapi yang mulai meningkat akhir-akhir ini, anda tentu berpeluang untuk menikmatinya juga.
Pemandangan lain yang tak kalah menarik adalah desa-desa sekitar Borobudur yang akan tampak bila anda menatap ke bawah. Di desa-desa sekitar itulah, hingga kini pertanian dan kesenian tetap berkembang, setidaknya bisa membantu anda membayangkan kondisi desa sekitar saat candi ini didirikan. Bila kabut tebal sedang menyelimuti, anda masih bisa melihat pepohonan tinggi berwarna hijau yang muncul dari permukaan kabut.
Setiap gerak gerik matahari dapat direkam dari seberapa terang berkas sinar yang menerpa stupa Sang Budha. Kian tinggi matahari, stupa Sang Budha pun semakin terlihat terang, mengubah warna yang semula terlihat hitam menjadi abu-abu cerah. Bila memiliki kamera yang cukup bagus merekam gambar, anda bisa mengabadikan momen saat seberkas sinar matahari menerpa stupa Sang Budha dan membuat satu bagian stupa tersebut lebih terang dari bagian lain.
Saat panas matahari mulai menyengat, itulah saatnya anda mesti turun candi. Namun, jangan khawatir, anda masih bisa mengelilingi desa-desa sekitar Borobudur yang semula hanya bisa dilihat dari atas. Beberapa desa kini ditetapkan sebagai desa wisata. Anda bisa menyaksikan kesibukan penduduk bertani, membuat tembikar, memahat patung dan berbagai aktivitas lainnya. Kehadiran anda di desa itu setidaknya bisa memberi harapan bagi para penduduk yang kini kian sulit menjalani hidup.
Seniman Mancanegara Ikuti 'Seribu Satu Misteri Borobudur'
Sejumlah seniman luar negeri mengikuti pameran seni rupa bertajuk "Seribu Satu Misteri Borobudur 2007" yang digelar Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), di Pendopo Pondok Tingal, sekitar 500 meter timur Candi Borobudur, 26 Mei-4 Juni 2007. Ketua Panitia Pameran "Seribu Satu Misteri Borobudur" Yogi Setyawan di Magelang, Sabtu (19/5), mengatakan, seniman asal luar negeri yang mengikuti even itu antara lain dari Jerman, Belanda, Kanada, Polandia, Spanyol, Jepang, dan Cekoslovakia
Pameran itu juga akan diikuti ratusan seniman dari dalam negeri seperti Yogyakarta, Magelang, Bali, Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, dan berbagai daerah di Jawa Tengah. "Selain ratusan karya lukis, mereka juga memamerkan patung, tari, fotografi, instalasi, performance art, ritual Borobudur, kolaborasi seni, dan musik. Ruang ekspresi bebas para peserta pameran difokuskan mengeksplorasi Candi Borobudur," katanya didampingi seniman KSBI lainnya Umar Chusaeni.
Ia mengatakan, fokus tentang Borobudur akan memotivasi para seniman untuk bersikap kritis, kreatif, dan inovatif. "Semua mengacu pada bentuk dan sikap kritis melihat, merasakan, memahami, dan memikirkan Candi Borobudur," katanya,
Ia mengatakan, Candi Borobudur adalah bangunan agung karya Bangsa Indonesia yang dipersembahkan bagi peradaban dunia. Borobudur menyimpan seribu satu misteri termasuk memberikan kekayaan inspirasi bagi karya seni rupa. Umar mengatakan, keajaiban Candi Borobudur menjadi pustaka seniman untuk menghasilkan karya seni terbaiknya. Pameran seni rupa itu memberikan ruang para seniman untuk memvisualisasikan secara bebas inspirasi mereka
"Fokusnya Candi Borobudur, para seniman dipastikan bermain konsep untuk menghasilkan karya seni masing-masing, dan hasilnya dipastikan memperkaya karya seni anak bangsa ini," katanya. Hingga saat ini pihak panitia telah menerima kiriman ratusan lukisan dan puluhan patung dengan tema Borobudur, yang akan dipamerkan untuk memeriahkan Perayaan Waisak 2007 di Candi Borobudur itu Pameran "Seribu Satu Misteri Borobudur 2007" rencananya dibuka penikmat seni Kota Magelang Lie Thian Hauw dan pentas wayang suket (rumput,red) oleh seniman Slamet Gundono (Tegal) dengan lakon "Gongseng Drupadi".

Borobudur Sunrise, Pemandangan Matahari Terbit di Nirwana

Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusia dan hingga kini selalu dikunjungi oleh jutaan turis domestik maupun mancanegara. Borobudur mempunyai bentuk bangunan yang tiada ada duanya di dunia. Bentuk arsitektur tersebut terinspirasi dari filsafat micro cosmos yang akan menimbulkan berbagai pertanyaan seperti kapan, bagaimana caranya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun dan oleh siapa.
Jawaban pasti akan hal tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini karena tidak adanya satu dokumen pun yang bisa ditemukan. Berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah. Borobudur mempunyai arti yang samar-samar, tetapi sebenarnya kata tersebut merupakan sebuah gabungan kata “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti komplek candi atau biara, sementara Budur mengingatkan akan kata dari Bahasa Bali yang berarti di atas. Dengan demikian, Borobudur berarti biara yang terletak di atas bukit.
Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung fosofi dimana ornamen-ornamen tersebut mempunyai symbol kesatuan dalam perbedaan yang dapat diikuti oleh semua orang untuk mencapai tujuan hidup yang paling mulia. Relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran hidup manusia yang sangat indah. Dengan kata lain, Borobudur adalah jiwa dari seni, budaya dan filsafat
Mengagumi kemegahan Borobudur di siang hari dan melihat detail setiap arca dan batu-batu berelief penyusunnya adalah sesuatu yang paling didambakan oleh jutaan orang dari berbagai negara. Namun, tak banyak orang yang menyadari bahwa Borobudur juga memiliki pemandangan unik lain, yaitu pemandangan matahari terbit yang indah dan menerpa tubuh stupa Sang Budha yang bersila di puncak candi yang berdiri sejak abad ke 9 ini.
Bila anda termasuk orang yang belum pernah menikmatinya, maka mencobanya untuk mewarnai datangnya kehidupan baru pada awal tahun tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Matahari yang terbit dengan sinar terang setidaknya bisa turut menyemangati anda menjalani kehidupan setahun ke depan, dan yang jelas bisa menjadi sebuah pengingat bahwa kebijaksanaan atau nirwana yang dilambangkan oleh puncak candi ini adalah tujuan utama hidup anda.
Untuk menikmati pemandangan matahari terbit itu, sejak sore hari anda bisa menginap di Hotel Manohara, satu-satunya hotel yang berada di kompleks Candi Borobudur. Atau, anda bisa juga mengikuti paket tur Borobudur Sunrise yang ditawarkan oleh beberapa agen tur. Tanpa itu, anda bahkan tak akan bisa masuk ke kompleks candi dan sunrise pun terlewatkan, sebab pintu gerbang masuk kawasan objek wisata ini baru dibuka sekitar pukul 7.30 WIB.
Bila menginap di Manohara, sebenarnya anda bisa berangkat naik ke Borobudur pada jam berapa pun untuk menikmati sunrise. Namun, pengelola hotel dan beberapa agen tur biasanya akan memberangkatkan anda pukul 3.30 pagi sehingga dapat berjalan santai dan tidak menunggu sunrise terlalu lama. Pemandangan sunrise sendiri biasanya akan bisa dinikmati sekitar pukul 5.00 pagi. Sebaiknya anda membawa jaket untuk mengalahkan hawa dingin dan bila perlu membawa senter untuk penerangan.
Begitu langit di timur tampak mulai terang, anda bisa bersiap untuk melihat gerak gerik matahari memunculkan diri. Sedikit saja sinar kuning kemerahan muncul, itu berarti saat fajar telah tiba di puncak Borobudur yang melambangkan nirwana ini. Sebuah keunikan ketika anda melihat sunrise di Borobudur adalah bahwa matahari seolah datang dari celah antara dua gunung, yaitu Merapi yang menjadi salah satu gunung teraktif di dunia dan Merbabu yang sering disebut kembarannya.
Saat Merapi tengah aktif mengeluarkan lava pijarnya dan kabut tak menutupi, anda bisa melihat guguran lava pijar yang menuju hulu Kali Krasak. Warna lava pijar yang merah membara akan tampak sangat terang, menjadi kontras dengan warna langit yang masih gelap. Januari 2006 lalu, puluhan wisatawan menikmati pemandangan ini dan di tengah aktivitas Merapi yang mulai meningkat akhir-akhir ini, anda tentu berpeluang untuk menikmatinya juga.
Pemandangan lain yang tak kalah menarik adalah desa-desa sekitar Borobudur yang akan tampak bila anda menatap ke bawah. Di desa-desa sekitar itulah, hingga kini pertanian dan kesenian tetap berkembang, setidaknya bisa membantu anda membayangkan kondisi desa sekitar saat candi ini didirikan. Bila kabut tebal sedang menyelimuti, anda masih bisa melihat pepohonan tinggi berwarna hijau yang muncul dari permukaan kabut.
Setiap gerak gerik matahari dapat direkam dari seberapa terang berkas sinar yang menerpa stupa Sang Budha. Kian tinggi matahari, stupa Sang Budha pun semakin terlihat terang, mengubah warna yang semula terlihat hitam menjadi abu-abu cerah. Bila memiliki kamera yang cukup bagus merekam gambar, anda bisa mengabadikan momen saat seberkas sinar matahari menerpa stupa Sang Budha dan membuat satu bagian stupa tersebut lebih terang dari bagian lain.
Saat panas matahari mulai menyengat, itulah saatnya anda mesti turun candi. Namun, jangan khawatir, anda masih bisa mengelilingi desa-desa sekitar Borobudur yang semula hanya bisa dilihat dari atas. Beberapa desa kini ditetapkan sebagai desa wisata. Anda bisa menyaksikan kesibukan penduduk bertani, membuat tembikar, memahat patung dan berbagai aktivitas lainnya. Kehadiran anda di desa itu setidaknya bisa memberi harapan bagi para penduduk yang kini kian sulit menjalani hidup.
Seniman Mancanegara Ikuti 'Seribu Satu Misteri Borobudur'
Sejumlah seniman luar negeri mengikuti pameran seni rupa bertajuk "Seribu Satu Misteri Borobudur 2007" yang digelar Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), di Pendopo Pondok Tingal, sekitar 500 meter timur Candi Borobudur, 26 Mei-4 Juni 2007. Ketua Panitia Pameran "Seribu Satu Misteri Borobudur" Yogi Setyawan di Magelang, Sabtu (19/5), mengatakan, seniman asal luar negeri yang mengikuti even itu antara lain dari Jerman, Belanda, Kanada, Polandia, Spanyol, Jepang, dan Cekoslovakia
Pameran itu juga akan diikuti ratusan seniman dari dalam negeri seperti Yogyakarta, Magelang, Bali, Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, dan berbagai daerah di Jawa Tengah. "Selain ratusan karya lukis, mereka juga memamerkan patung, tari, fotografi, instalasi, performance art, ritual Borobudur, kolaborasi seni, dan musik. Ruang ekspresi bebas para peserta pameran difokuskan mengeksplorasi Candi Borobudur," katanya didampingi seniman KSBI lainnya Umar Chusaeni.
Ia mengatakan, fokus tentang Borobudur akan memotivasi para seniman untuk bersikap kritis, kreatif, dan inovatif. "Semua mengacu pada bentuk dan sikap kritis melihat, merasakan, memahami, dan memikirkan Candi Borobudur," katanya,
Ia mengatakan, Candi Borobudur adalah bangunan agung karya Bangsa Indonesia yang dipersembahkan bagi peradaban dunia. Borobudur menyimpan seribu satu misteri termasuk memberikan kekayaan inspirasi bagi karya seni rupa. Umar mengatakan, keajaiban Candi Borobudur menjadi pustaka seniman untuk menghasilkan karya seni terbaiknya. Pameran seni rupa itu memberikan ruang para seniman untuk memvisualisasikan secara bebas inspirasi mereka
"Fokusnya Candi Borobudur, para seniman dipastikan bermain konsep untuk menghasilkan karya seni masing-masing, dan hasilnya dipastikan memperkaya karya seni anak bangsa ini," katanya. Hingga saat ini pihak panitia telah menerima kiriman ratusan lukisan dan puluhan patung dengan tema Borobudur, yang akan dipamerkan untuk memeriahkan Perayaan Waisak 2007 di Candi Borobudur itu Pameran "Seribu Satu Misteri Borobudur 2007" rencananya dibuka penikmat seni Kota Magelang Lie Thian Hauw dan pentas wayang suket (rumput,red) oleh seniman Slamet Gundono (Tegal) dengan lakon "Gongseng Drupadi".

JOGER singgahan para turis

Joger adalah sebuah pabrik dan toko baju di Bali yang bertuliskan kata-kata lucu dan nyeleneh. Mungkin bisa dikatakan mirip dengan Dagadu di Jogja. Joger sendiri merupakan sebuah singkatan. Yaitu Joseph (pemilik Joger) dan Gerard (sahabat Joseph). Menurut cerita Pak Joseph uang pemberian dari Gerard inilah yang digunakan untuk mulai merintis usahanya yang sekarang sudah berkembang pesat dan di kenal orang-orang sebagai Joger.

Joger memang ahli dalam merangkai kata-kata yang dapat membuat kita tersenyum simpul. Walaupun kadang-kadang terkesan garing. Salah satu produk aneh di Joger adalah Jam mundur yang katanya di buat khusus untuk orang-orang yang berpikiran maju. Harganya relative murah. Hanya dengan 65.000 rupiah jam dinding yang berputar terbalik dapat anda bawa pulang. Sekedar informasi, pembelian di Joger dibatasi hanya sampai 12 pcs saja.

Begitu masuk di area parker Joger kita akan menemukan sebuah tembok hijau bertuliskan “ INI TEMBOK JOGER BUKAN TEMBOK BERLIN”. Yah rasanya kurang lengkap jalan-jalan ke Bali tanpa Singgah di Joger.

Sejarah singkat tentang nama joger

Dulu (sebelum 1981) kata atau gabungan dari lima huruf J+O+G+E+R memang belum pernah ada atau setidak-tidaknya belum pernah kita lihat maupun dengar dipakai di mana pun, kapan pun maupun oleh siapa pun juga, tapi pada akhir tahun 1980, ketika kami merencanakan untuk memiliki sebuah nama bagi toko kecil kami yang waktu itu akan kami buka di Jl. Sulawesi 37, Denpasar (tepat di depan Pasar Badung - Pasar Tradisional terbesar di Bali), oleh pihak Kantor Perdagangan, kami diminta dan bahkan diwajibkan untuk memiliki sebuah nama bagi toko kami, agar toko kami bisa dibedakan dengan toko-toko orang lain yang tentu saja juga atau bahkan sudah punya nama, seperti Toko Sinar Mas, Toko Merdeka, Toko Jaya Abadi, Toko Murah, Toko Sederhana dan lain-lainnya, tapi kami/saya (Joseph Theodorus Wulianadi) yang terlahir pada pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1951 (di atas sebuah tempat tidur) di kota Denpasar (ibu kota Bali) yang tampaknya sudah terbiasa untuk bersikap "lain daripada yang lain" (suka nyleneh) waktu itu seperti biasa atau secara alami, subyektif, otonom (merdeka) dan wajar menolak untuk menamai toko kami dengan nama yang umum atau apalagi yang berbau "public domain"

Dari seperti yang juga biasa saya lakukan, waktu itu pun saya (untuk beberapa hari) memutar otak (berpikir/berdebat dengan diri saya sendiri), merenung dan bermeditasi untuk mengotak-atik beberapa huruf maupun kata untuk diolah menjadi sebuah nama yang minimal harus benar-benar uniek. Dan waktu itu bukanlah hanya sekedar kebetulan kalau kami/saya memilih lima huruf berbunyi JOGER untuk menamakan toko kami yang akan kami buka dan waktu itu sedang kami urus izin dagangnya, karena gabungan lima huruf berbunyi JOGER itu memang sengaja kami buat bukan hanya karena benar-benar lain daripada yang lain, melainkan juga karena nama/istilah/bunyi.

JOGER itu adalah juga merupakan sebuahitikad/niat/hasrat/tujuan/maksud yang murni muncul dan keluar dari lubuk hatikami yang terdalam untuk mengenang dan/atau menghargai kebaikan Mr. Gerhard Seeger mantan teman sekolah saya dulu (di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman Barat, tahun 1970-an) yang telah menghibahkan dana segar sebesar US $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan kami (saya dan istri saya tercinta Ery Kusdarijati), di mana nama JOGER (huruf E-nya dibaca seperti "E" dalam menyebut "ENAK" atau "EKONOMI") itu adalah merupakan penggabungan antara 2 huruf nama depan saya JOseph Theodorus Wulianadi dengan 3 huruf nama depan teman kami Mr. GERhard Seeger, di mana di samping memang benar-benar berbunyi baru (murni hasil inovasi kami/bukan public domain), berbeda dan uniek, ternyata nama JOGER ini memang mudah diingat, enak didengar, barbau jantan dan kami juga memang benar-benar suka pada nama dan bunyi JOGER tersebut.

Lalu mulai tanggal 19 Januari 1981 (hari lahir JOGER), nama JOGER itupun secara praktis, de facto dan benar-benar terbuka (di forum publicum) kami pakai untuk menamakan toko kami yang pertama tersebut, karena waktu itu di samping mencantumkannya dalam izin dagang kami, nama JOGER juga sudah langsung kami cantumkan pada papan nama toko kami yang waktu itu (maaf!) masih perlu dan masih boleh berbunyi & berbau kebarat-baratan, yaitu "ART & BATIK SHOP JOGER" yang kami pajang di bagian depan atas toko kami. Dan sejak itu pulalah sebenarnya nama JOGER murni merupakan hasil rekayasa atau ciptaan saya/kami tersebut mulai kami pakai, jaga, pelihara serta tumbuh kembangkan nilai-nilai moral, nilai-nilai social, ekonomi maupun spiritualnya dalam kiprah kami sebagai "pengusaha yang seniman" atau "seniman yang pengusaha" justru dengan senantiasa bersikap BAJU2RA5BER alias bersikap BAik, JUjur, RAmah, RAjin, BERtanggung jawab, BERani, BERinisiatif, BERsyukur dan sehingga kami pun bisa benar-benar BERmanfaat bukan hanya bagi diri atau toko kami secara sempit saja, melainkan juga bermanfaat bagi para stakeholder (sesama) maupun bagi lingkungan hidup yang konon sama-sama kita cintai serta dambakan kelestariannya secara wajar (adil & beradab) dan berkesinambungan.

Demikianlah, dulu sebelum 19 Januari 1981 sama sekali belum pernah ada pihak lain yang melihat, mendengar, memakai, tertarik, perduli, menjaga, memelihara serta menumbuhkembangkan nama JOGER sampai boleh dan bisa menjadi sebuah nama besar dan harum yang bahkan sering kali dianggap identik dengan T Shirt - T Shirt atau kaus-kaus (kaos-kaos) maupun souvenir-souvenir dengan disain kata-kata uniek/khas karya Mr. Joger yang walaupun sebenarnya sudah punya kemampuan, peluang maupun permintaan pasar yang sangat besar untuk membuka cabang atau mengembangkan sayap ke mana-mana, tapi karena merasa dan sadar bahwa kami bukanlah pohon yang harus bercabang-cabang dan juga bukan burung yang harus mengembangkan sayap kesana ke mari, maka sejak tanggal 7 Juli 1987 (777), di samping memutuskan untuk punya hanya satu toko yang terletak di Jl. Raya Kuta (sejak dulu memang tanpa nomer), Kuta, Bali ini saja, kami juga secara tegas membatasi pembelian kaus-kaus (T Shirt) JOGER, dan juga secara tegas melarang penjualan semua produk bermerek dagang, bercap JOGER dan bertanda tangan JOGER untuk diperjualbelikan sebagai komoditi biasa di luar satu-satunya gerai kami yang sejak 1990 sudah kami sebut sebagai Pabrik Kata-Kata JOGER, (Jl. Raya Kuta, Kuta, Bali). Terima kasih atas perhatian serta simpati Anda pada JOGER yang kecil dan jelek, tapi sehat dan tidak jahat ini

Keberadaan Joger di Kuta tidak hanya membuat senang para pengunjung dan joger mania saja, tapi ada juga pihak lain yang ikut senang. Ya, siapa lagi kalau bukan pedagang yang berada di sekitar Joger.

Kemarin team ekuta lagi jalan-jalan di seputaran joger. Pemandangan yang cukup menarik adalah ketika melihat anak-anak yang mungkin seusia anak-anak SMA berjalan cukup jauh, kira-kira lebih dari 500 meteran menuju Joger. Mungkin mereka menaiki bus yang notabene Kuta adalah daerah bebas bus, karena jalan tidak memadai dan juga macet. Wah, sampai sebegitunya mereka ngefans ama kaos-kaos Joger.

Di sekitar Joger ada beberapa toko oleh-oleh yang menjual kerajinan Bali, makanan khas Bali, tempat makan dan sebagainya. Secara tidak langsung, karena lokasinya bersebelahan dan lainnya berseberangan jalan saja, mereka ikut juga menikmati luapan pengunjung Joger Kalau dalam istilah marketing ada istilah “Zero marketing budget”. Tidak perlu capek-capek promosi usaha, kan sudah dapat pengunjung gratis karena efek ramainya pengunjung “tetangga”

Joger oh Joger..memang telah menjadi legenda. Katanya kalau belum punya T-shirt Joger, berarti belum pernah ke Bali. Sama seperti orang bule, kalau belum kulit menghitam, katanya belum dapat liburan ke Bali. Team ini ikut senang juga Joger bisa memberi manfaat buat yang lain. Oh ya, untuk bisnis, trik ini bisa dipraktikkan juga.

Jogger pindah kantor

Joger memang ngetop dan saking ngetopnya, kawasan dimana Joger berlokasi selalu disesaki para penggemar kaos kata-kata produksi Joger. Namun satu hal yang membuat suasana kurang nyaman adalah, masalah klasik, parking area alias tempat parkir.

Karena Joger, hampir tiap hari kawasan ini menjadi macet, apalagi di musim liburan, tambah parah macetnya. Joger untung, yang lain buntung. Joger memang untung, tapi pengguna jalan alias masyarakat umumpun harus “menikmati” suasana merayap dengan kendaraannya ketika melewati jalan ini.

Haruskah Joger pindah kantor ke lokasi yang jauh lebih nyaman untuk pengunjung dan pengguna jalan? Atau mungkin Joger sebaiknya punya kawasan parking area yang bisa menampung kendaraan pengunjungnya. Terserah, opsi mana yang lebih bagus.Yang penting sama-sama untung, tidak ada yang buntung.

Pabrik kata-kata

Kalau anda sudah pernah ke Bali, tapi belum pernah ke tempat yang terkenal ini. Berarti ada yang belum lengkap dengan jalan-jalan anda di Bali. Ya, Joger kini telah menjadi pilihan banyak wisatawan lokal yang sedang berlibur di pulau cantik ini.

Joger : pabrik kata-kata. Tidak salah memang banyak orang menyebutnya begitu. T-shirt yang diproduksi Joger memang berisi kata-kata yang lucu, “nyeleneh”, nakal dan membuat orang menjadi penasaran akan maknanya

Kenapa namanya Joger sih? Menurut pemiliknya, Joseph Theodorus Wulianadi, yang cukup lama tinggal di Bali dan pernah berprofesi sebagai tour guide ini, nama Joger diambil dari gabungan namanya sendiri dan sahabatnya “Gerard”. Modal untuk memulai usaha ini didapat dari hadiah pernikahan Bapak Joseph di tahun 1981 dari Bapak Gerard

Kini tiap musim liburan atau ngga, toko T-shirt yang satu ini selalu ramai dan bikin macet kawasan jalan Raya Kuta, belakang Supernova. Oh ya letaknya itu sangat strategis dekat dengan pusat keramaian Kuta, cuma kadang-kadang masalahnya parkir mobil yang susah, apalagi kalau musim liburan.

So, tertarik untuk membawa pulang oleh-oleh dari Joger? Jangan lewatkan jalan-jalan anda di Bali tanpa ke Joger.

Kampoeng bali: belanja oleh-oleh di kuta

Jika Anda yang hobby banget belanja oleh-oleh mulai dari makanan hingga pernak-pernik dari Bali, mungkin sudah pernah mendengar Erlangga atau Krishna Bali yang berlokasi di Denpasar Daripada macet atau juga mesti jauh-jauh ke Denpasar, kini di Kuta sudah hadir pusat belanja oleh-oleh Bali yang namanya “Kampung Bali”.

Lokasinya ada di dekat Bali Bakery dan juga hypermarket Papaya, tepatnya di jalan Mertanadi. Kalau Anda yang jalan-jalan pakai driver, cukup sebut nama Kampung Bali pasti semuanya sudah tahu. Sementara yang nyetir sendiri dan nyoba cari sendiri, patokan untuk mencari adalah Bali Bakery atau Kuta Galeria. Tempatnya sudah dekat situ, jadi kemudian tinggal tanya sama orang-orang, pasti akhirnya ketemu. Koleksi oleh-oleh di sini cukup lengkap pokoknya, seperti one stop shopping untuk berburu oleh-oleh dari Bali buat keluarga atau sahabat. Jadi kalau Anda yang mau nyari tempat belanja oleh-oleh Bali di Kuta, joger tempatnya..

Rabu, 22 Juli 2009

Analisa Teori Semiotik Iklan Indosat Im3 Internet Rp.1 per kb.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan telekomunikasi sekarang sudah banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat modern. Seiring perkembangan jaman masyarakat sudah mulai menganggap handphone atau telepon genggam menjadi kebutuhan pokok lagi, karena dengan handphone atau telepon seluler mamusia bisa dengan mudah berkomunikasi, dan bisa kapan saja menghubungi orang terdekatnya. Seiring dengan digunakannya telepon seluler sehari-hari juga, banyak juga perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa atau sarana komunikasi atau yang biasanya kita sebut dengan perdana.

Para perusahaan komunikasi berlomba-lomba memasang tarif murah atau tarif promosi dengan tujuan untuk memikat para konsumen agar menggunakan produk perusahaan telekomunikasi. Tawaran yang ditawarkan biasanya berupa bonus-bonus pulsa ataupun bonus sms. Akhir-akhir ini yang paling terbaru adalah perusahaan jasa telekomunikasi menawarkan tawaran terbarunya yaitu pulsa internet, kegunaan dari pulsa ini adalah untuk browsing melalui telepon seluler yang sudah memiliki GPRS. Misalnya untuk browsing Friendster, Facebook, Yahoo! Messenger, I-go, opera mini, maupun mig33. Akhir-akhir ini yang menjadi sorotan public adalah iklan milik perusahaan jasa telekomunikasi milik Indosat, yaitu iklan Im3 internet Rp. 1 per kb. Di dalam iklan ini banyak sekali simbol-simbol dan warna-warni yang ada dalam iklan indosat, tidak itu saja simbol-simbol juga digunakan dalam iklan ini, misalnya di dalam iklan ini ada seorang pria yang sedang liburan di pantai dan sedang berjemur sambil chatting dengan pulsa internet milik im3, kemudian di gambar tersebut ada ilustrasi bahwa cowok tersebut sedang browsing dengan i-go, opera mini, mig33, dan facebook. Karena diatas kepala cowok tersebut ada simbol atau pertanda dan petanda aplikasi browsing tersebut. Maka dari itu disini peneliti ingin meneliti dengan menganalisa iklan ini dengan menggunakan teori semiotik.

Semiotika berasal dari kata Yunani yang berarti semeion, yang berarti tanda. Semiotika adalah cabang sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara non verbal maupun verbal sehingga bersifat komunikatif, hal tersebut memunculkan suatu proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan dari pengirim pesan. Disamping itu semiotika adalah salah satu dari ilmu yang oleh beberapa ahli atau pemikir dikaitkan dengan kedustaan, kebohongan dan kepalsuan, sebuah teori dusta. Jadi, ada asumsi terhadap teori dusta ini serta beberapa teori yang lainnya yang sejenis, yang dijadikan sebagai titik berangkat dari sebuah kecenderungan semiotika, yang kemudian juga disebut juga sebagai hipersemiotika.

Dalam kaitannya dalam dunia iklan, semiotika banyak digunakan oleh para pengiklan dalam proses eksekusi iklan. Menurut ilmu komunikasi, iklan mempunyai pengertian sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator atau penyampai pesan kepada komunikan atau penerima pesan melalui suatu media dengan tujuan agar komunikan tertarik, memilih, dan membeli. Iklan tidak sekedar memberikan informasi suatu produk ( ide, jasa dan barang) tetapi iklan sekaligus memiliki sifat “mendorong” dan “membujuk” orang agar menyukai, memilih kemudian membeli (Hoed 1992). Dalam hal tersebut tampak akan adanya tujuan yang komersial ( mencari keuntungan ) dalam tampilan suatu iklan.

Sebagai media komunikasi komersial, iklan merupakan wahana bagi produsen untuk menggugah kesadaran dan mempengaruhi perilaku calon konsumen agar bertindak sesuai dengan pesan yang disampaikan. Iklan dirancang untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap serta mengharapkan sesuatu dari tindakan darib para koonsumennya yang menguntungkan produsen ( pengiklan). Dalam perkembangannya, terdapat berbagai macam bentuk iklan di berbagai media massa, baik iklan visual, audio, maupun ikaln audiovisual yang kesemuannya itu bertujuan maximing profit bagi pemilik faktor produksi. Di dalam penelitian ini yang dimaksud iklan adalah Indosat im3 internet kemudian yang disebut konsumen adalah para pengguna handphone bai anak muda ataupun orang tua.

Dalam tampilan iklan yang muncul diberbagai media tersebut terdapat berbagai macam tanda yang dibuat oleh para pengiklan dalam usahanya untuk menarik minat khalayak. Berbagai macam tanda itulah yang hendak dikaji dalam sebuah kasus tampilan iklan melalui pendekatam semiotika.

Kajian semiotika tersebut dapat dikaji melalui berbagai macam pendekatan, antara lain melalui pendekatan teori semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders pierce, dimana dia menandaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan medium tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda.

Tanda dalam kehidupan manusia terdiri dari berbagai macam, antara lain tanda gerak ataupun isyarat, tanda verbal yang dapat berupa ucapan kata, maupun tanda non-verbal yang berupa bahasa tubuh. Tanda isyarat dapat berupa lambaian tangan, dimana hal tersebut dapat diartikan memanggil atau anggukan kepala dapat diartikan dengan meng iyakan atau tanda setuju. Tanda bunyi seprti klakson motor, atnda peluit, terompet,, sura manusia, dering telepon. Tanda verbal dapat diimplementasikan melalui hruf dan angka. Selain itu dapat berupa pula tanda gambar berbentuk rambu lalulintas, dan sebagainya.

Bila dikaji dengan pendekatan semiotika dengan menggunakan teori Pierce, maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, antara lain: ikon, indeks, dan simbol. Akan tetapi menurut Ferdinand De Sausure tanda dalah dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”.

Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula dikatakan, tanda yang memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan.. Misalnya foto SBY sebagai presiden NKRI adalah icon dari Susilo Bambang Yudoyono. Peta Yogyakarta adalah ikon wilayah Yogyakarta yang digambarkan dalam sebuah bentuk peta. Sidik jari kita adalah salah satu icon dari diri kita sendiri.

Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut juga sebagai tanda bukti.

Simbol adalah tanda berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian yang disepakati bersama yang bersifat universal. Misalnya marka jalan dengan tulisan huruf “S” dicoret dengan garis warna merah menunjukkan dilarang berhenti.

Beberapa contoh diatas adalah sebuah pendekatan semiotika menggunakan pendekatan struktural, dimana hanya melihat tanda-tanda dalam satu sisi saja. Sedangkan untuk mengetahui kedalaman makna dari suatu tanda, diperlukan pendekatan pasca struktural untuk membedah lebih lanjut mengenai kode yang tersembunyi dibalik berbagai macam tanda dalam sebuah wacana. Salah satu pebdekatan pasca struktural dari Roland Barthes.

Roland Barthes dalam bukunya S/Z mengelompokkan kode-kode tersebut menjadi lima kisi-kisi kode, yakni kode hermeuneutik, kode semantik, kode simbolik, kode narasi dan kode kebudayaan.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarakan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti membatasi permasalahan karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus penliti membatasi masalah dengan fokus penelitian antara lain:

  1. deskripsi analisa semiotik Iklan Indosat Im3 internet Rp.1 per kb
  2. Penanda,simbol atau ikon yang terdapat pada iklan Indosat Im3 Rp. 1 per kb

1.3 Rumusan Masalah

Dari masalah tersebut, secara khusus ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah deskripsi analisa semiotik pada penelitian “ Analisa Teori Semiotik Iklan Indosat Im3 Internet Rp. 1 per kb?
  2. Apa saja gambaran semiotika yang terdapat pada iklan Indosat Im3 Internet Rp. 1 per kb?

1.4 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Tujuan secara umum dalam penelitian ini adalah:

    1. secara umum penelitian ini untuk menganalisa Iklan pada Iklan Indosat Im3 Internet Rp.1 per kb

B. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi tentang hal-hal sebagai berikut:

  1. Untuk mendeskripsikan analisa semiotik pada penelitian “ Analisa Teori Semiotik Iklan Indosat Im3 Internet Rp.1 per kb.
  2. Untuk meneliti apa saja gambaran semiotika yang terdapat pada iklan Indosat Im3 Internet Rp. 1 per kb.

1.5 Manfaat Penelitian / signifikasi penelitian

Setiap penelitian diharapkan memberikan dan memiliki manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Adapun manfaat dari penelitian inmi yaitu:

    1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk memberikan ilmu dan dapat membantu pembaca untuk mempermudah memahami tentang analisa teori semiotik tentang iklan indosat.
    2. Secara praktis peneltian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengetahuan tentang kajian semiotika.

1.6 Sumber Data

Untuk tujuan ini, saya mengambil data dari koran Jawa Pos: , yaitu Edisi Sabtu, 27 Juni 2009. Saya menggunakan satu buah ilan, salah satunya iklan yang menjadi obyek penelitian saya adalah ikan milik Indosat, dalam iklan ini iklan indosat tersebut mempromosikan tentang produk im3 internet Rp. 1 per Kb.




BAB II

KERANGKA TEORI

Untuk dapat mencapai apa yang saya maksud dalam tujuan, saya membagi kerangka teoretis ini menjadi dua bagian, yaitu iklan Indosat IM3 internet Rp. 1 per kb dan semiotik sebagai alat analisis.

Im3 Internet Rp. 1 per kb

Dalam iklan im3 internet ini banyak sekali tanda-tanda atau simbol yang terdapat didalamnya, iklan ini bercerita bahwa kini pengguna Mentari dan IM3 dapat ber-internet ria lebih leluasa dengan Voucher Internet, voucher khusus dari Indosat yang pulsanya hanya bisa digunakan untuk akses internet/data. Voucher Internet Indosat ini adalah voucher internet pertama yang pernah ada di indonesia. Dengan Voucher Internet, surfing, browsing, downloading, uploading, e-mail, sampai chatting jadi lebih murah dan menyenangkan, cuma Rp 10/30 detik dengan kecepatan sampai dengan 256 Kbps!

Saat ini Voucher Internet tersedia di outlet-outlet dalam bentuk elektronik dengan denominasi Rp 5.000 dan dapat digunakan untuk akses selama 250 menit/4 jam 10menit. Masa aktif pulsa 5 hari.

Mekanisme Pemakaian Pulsa GPRS

Saat Akses Internet/GPRS Pulsa yang akan dipakai adalah Pulsa GPRS, jika Pulsa GPRS habis koneksi akan beralih menggunakan pulsa regular Rp. 100/menit. Perhitungan Pulsa setiap 30detik.

Contoh:
Pulsa GPRS = 250 menit. untuk akses internet selama 60 detik. Maka sisa Pulsa GPRS =249 menit.

Kemudian akses internet lagi selama 45 detik. Maka sisa Pulsa GPRS = 248 menit.
Kemudian akses internet lagi selama 90 detik. Maka sisa Pulsa GPRS = 246,5 menit.

Setting GPRS Indosat Paket Durasi

Untuk mengaktifkan layanan ini, pastikan setting GPRS Kartu Anda menggunakan setting berbasis durasi:

APN : indosatgprs

Username : indosat@durasi

Password : indosat@durasi

Setelah melakukan pengisian, pengguna Mentari/IM3 akan memperoleh SMS notifikasi seperti contoh sebagai berikut:

Cek pulsa GPRS Mentari *555*1#

Cek pulsa GPRS IM3 *388*1#

Syarat dan Ketentuan:

  • Berlaku untuk akses internet dengan setting GPRS berbasis durasi.
  • Bila pelanggan menggunakan setting GPRS berbasis volume, akses internet akan memotong Pulsa Regular pada main account (Rp 1/Kb) walau sudah melakukan isi ulang dengan Voucher Internet.
  • Pengisian Pulsa GPRS akan menambah masa aktif kartu, tetapi masa aktif Pulsa GPRS tidak bersifat akumulatif (yang mana masa aktif paling lama).
  • Koneksi internet akan terputus jika Pulsa GPRS habis.
  • Sisa Pulsa GPRS akan hangus jika pelanggan tidak melakukan reload Voucher Internet sebelum masa aktif Pulsa GPRS berakhir.
  • Khusus pelanggan Mentari, Pulsa GPRS akan hangus saat pelanggan melakukan perpindahan paket.
  • Berlaku mulai 25 November 2008

Ilustrasi di atas menggambarkan betapa iklan dapat dipersepsi dan dimaknai dari berbagai sudut pandang. Pembuatnya bisa saja mengatakan tidak untuk mengumbar sensualitas, namun khalayak menafsirinya sebagai pornografi, dan sebagian lainnya mungkin menafsiri sebagai hal yang mengandung nilai estetika tinggi, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan “manusia memiliki kapasitas luar biasa dalam melihat sesuatu dengan berbagai cara. Rangsangan fisik, jasa, atau produk yang sama pun dapat dilihat dengan berbagai cara” (Sutherland, 2005:34). Sebuah merek, perusahaan atau jasa dapat juga dipahami dengan berbagai cara, tergantung pada kerangka acuan yang digunakan. Kerangka acuan adalah istilah psikologi yang mengacu pada sikap atau pengalaman masa silam.

Iklan, bagaimanapun, adalah sekumpulan tanda-tanda yang bebas ditafsiri. Setiap iklan hendaknya dianggap sebagai suatu sumbangan pada sebuah simbol yang kompleks yaitu citra merek (Ogilvy, 1984:135). Citra yang dihasilkan bisa positif atau negatif atau kedua-duanya, karena simbol pada prinsipnya bersifat sembarang, mana suka atau sewenang-wenang. Makna yang sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada simbol itu sendiri. Kalaupun ada orang yang mengatakan kata-kata atau simbol mempunyai makna, yang ia maksudkan sebenarnya bahwa kata-kata atau simbol itu mendorong orang untuk memberi makna terhadap simbol tersebut (Mulyana, 2007: 93, 96). Persoalan baru muncul bila para peserta komunikasi tidak memberi makna yang sama pada suatu kata atau simbol.

Pada dasarnya, lambang atau simbol yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu yang verbal dan nonverbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal; lambang yang nonverbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan, yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas. Sebagai medium ideologis, sangat menarik mengamati dan membongkar isi pesan sebuah iklan. Terutama karena ia tidak semata-mata membentuk makna yang ideologis, namun juga karena makna yang ideologis itu dibungkus oleh kepentingan akumulasi modal. Ini berarti, makna-makna ideologi yang diciptakan iklan dipakai oleh kapitalisme untuk kelangsungan hidupnya. Sebaliknya, perubahan dan perkembangan kapital memungkinkan diproduksinya makna-makna ideologis yang baru (Purwantari, 1998 dalam Sobur, 2006: 116, 120).

Implikasi kehadiran iklan dalam ruang hidup kita memang sangat luas. Selain memberi kontribusi ekonomis bagi pemilik modal, melalui simbol-simbol yang dimunculkan dalam pesan-pesan dan tampilan visualnya, iklan juga memberi pengaruh pada suatu perubahan sosial. “Advertisements do more than inform or persuade. They eloquently translate feelings and opinions. Through advertising and the media we receive an enormous amount of ‘silent’ information: how to act in relation to people, property and ourselves. And that information is a barometer, attuned to social change.” (Berman, 1980: 18). Jadi, tidaklah mengherankan jika banyak kalangan menilai iklan adalah suatu obyek yang menarik untuk dikaji, terutama dalam ranah komunikasi dan semiotika.

Konotasi dan Gambar-Teks dalam Semiotik Barthes

Teori konotasi dikembangkan Barthes dari konsep tanda de Saussure yang membagi tanda atas signifiant dan signifiÄ›. Dengan ini, de Saussure berusaha melihat tanda sebagai sebuah kesatuan antara dua entitas mental yang terdiri atas signifiant (signifier atau penanda), yaitu image acoustique atau citra bunyi, dan signifiÄ› (signified atau petanda), yang disebutnya sebagai konsep (de Saussure 1973: 146), misalnya citra bunyi kelinci merupakan penanda yang petandanya adalah "konsep tentang kelinci". Asosiasi antara citra bunyi dan konsep dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 1. Contoh konsep tanda de Saussure (diadaptasi dari de Saussure 1973: 147)

Teori tanda de Saussure ini dikembangkan oleh Barthes menjadi lebih dinamis. Dalam hal ini Barthes, pertama, mengembangkan konsep signifikasi, yaitu proses yang mengikat penanda (expression (E)) dengan petandanya (content (C)) (Barthes 1964: 48 dan Nöth 1990: 310). Oleh karena itu, Barthes menambahkan R (relation) yang menghubungkan penanda dengan petanda, sehingga dalam konsep tanda Barthes tanda adalah E-R-C. Kedua, Barthes tidak melihat jalinan petanda-penanda dalam hubungan yang statis, melainkan, karena adanya signifikasi, dinamis. Pergerakan hubungan ini dapat mengarah kepada metalanguage (E-R-(E-R-C)), di mana petanda (C) tingkat kedua terdiri atas E-R-C (Barthes 1964: 93 dan Nöth 1990: 311), dan atau connotation ((E-R-C)-R-C) (Barthes 1964: 90-91 dan Nöth 1990: 311), yaitu bahwa E pada penandaan tingkat kedua terdiri atas E-R-C. Berikut saya gambarkan pengembangan konsep tanda de Saussure oleh Barthes.

Gambar 2. Pengembangan teori tanda de Saussure oleh Barthes

Selain konotasi, saya juga mengutip pendapat Barthes tentang fungsi tulisan yang terdapat bersama gambar. Menurut Barthes (dalam Nöth 1990: 453-454) teks yang menjelaskan gambar berfungsi, pertama, menambat (anchorage), yaitu mengarahkan pembaca kepada makna tertentu dalam memaknai petanda gambar; dan kedua, memancarkan (relay), yaitu teks dan foto sebagai dua unsur yang saling melengkapi, bahwa keduanya merupakan bagian dari sebuah rangkaian sintagmatik yang lebih besar.


BAB III

METODOLOGI

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang adalah iklan indosat im3 internet Rp. 1 per kb pada koran jawa pos edisi, Sabtu, 27 Juni 2009. Alasan mengapa memilih meneliti iklan indosat im3 internet Rp. 1 per kb adalah karena akhir-akhir ini perusahaan jasa telekomunikasi ini sedang naik daun karena promo tarif termurahnya, mulai dari telpon, sms, dan sekarang sedang merambah ke pulsa internet, pulsa ini kegunaannya adalah sebagai browsing. Dengan rincian tarif sebagai berikut:

Tarif Murah Akses Internet

Hanya Rp 1 /Kb atau Rp100/menit (excl. ppn)

Untuk dapat menikmati tarif murah akses internet, setting internet di HP berbasis volume.
caranya: ketik GPRSmerk hptype hp, kirim ke 3000 (gratis)


Dengan tarif murah internet, pelanggan IM3 semakin leluasa menikmati layanan dari facebook, chatting via mig33, yahoo, browsing opera mini dan beragam indosat lainnya.

  • i-go

download musik, film, dan fitur-fitur gress lainnya via i-go.

  • mig33
    chatting via mig33 dengan benefit khusus VIP access member hanya untuk pelanggan IM3


  • BlackBerry IM3

Selama liburan ini (s/d 31 Juli 2009), BlackBerry Indosat memberi tarif khusus untuk pengguna blackberry IM3.

Cuma Rp 30.000/minggu alias Rp 4200-an per hari.

Ketik :BIS1PROMO,kirim ke 889.

  • Nelpon Rp 0,1/detik & SMS Rp 0,1/SMS

Supaya liburanmu tetep lancer nelpon dan SMS-an, pake terus IM3 dan nikmatin tarif nelpon & sms cuma Rp 0,1 seharian.

  • i-ring 808

Aktifin terus i-ringmu dengan lagu-lagu keren dari IM3.

Ada lagu saykoji yang funky dan IM3 bangeetss..

untuk i-ring mingguan:

ketik: MGONLINE, kirim ke 808

tarif : Rp2900/lagu/7hari (diluar ppn)

untuk i-ring bulanan:

ketik : SETONLINE, kirim ke 808

tarif : Rp7000/lagu/30hari (diluar biaya registrasi + ppn)

Karena tarif termurah pulsa im3 internet ini peneliti tertarik untuk meneliti dengan analisa semiotika pada iklan ini. Peneliti juga ingin mengetahui simbol ataupun tanda-tanda yang terdapat di dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini bisa bermanfaat.

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisa teori semiotika dengan teorin Charles Sanders Pierce dengan menganalisa Iklan indosat Im3 Internet Rp. 1 per kb, yang membutuhkan waktu peneltian mulai dari tanggal 30 Juni 2009 – 11 Juni 2009

3.3 Sampel Sumber Data

Keberhasilan sebuah penelitian pada dasarnya ditentukan oleh beberapa hal.

Diantaraditentukan oleh ketetapan peneliti dalam metode yang dipakai sesuai dengan metode yang digunakan suber data dalam penelitian ini terdiri atas dua sumber data:

1. sumber data primer

penelitian ini yaitu iklan Indosat Im3 Internet Rp. 1 per kb pada koran Jawa Pos Edisi Sabtu, 27 Juni 2009.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah

a. Data dari Indosat yang saya peroleh dari browsing di www.indosat.com yang dikeluarkan oleh pt. indosat.

b. Buku metode penelitian kualitatif karangan dari Prof. Dr. Sugiyono

c. Hasil penelitian terdahulu oleh mahasiswa komunikasi.

3.4 Teknik pengumpulan data

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan analisa semiotika. Peneliti harus bisa menganalisa sebuah iklan dengan teori ferdinand De saussure. Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Secara umum, semiotik didefinisikan sebagai berikut. Semiotics is usually defined as a general philosophical theory dealing with the production of signs and symbols as part of code systems which are used to communicate information. Semiotics includes visual and verbal as well as tactile and olfactory signs (all signs or signals which are accessible to and can be perceived by all our senses) as they form code systems which systematically communicate information or massages in literary every field of human behaviour and enterprise. (Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia).

Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Teknik pengamatan

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengamati langsung sutau fenomena, tujuan pengamatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang tepat dalam menyusun atau melakukan penelitian.

2. Teknik analisa

Setelah data-data sudah terkumpul semua maka selanjutnya adalah menganalisa data. Dalam penelitian ini peneliti menganalisa sebuah iklan Im3 indosat dengan menggunakan teori semiotik. Data-data digunakan dengan teori-teori dalam semiotik juga. Kemudian meringkas data-data yang berhubungan dengan apa yang diteliti dan mengidentifikasi iklan tersebut dengan kajian semiotik.

3. Teknik pencatatan

Teknik ini dilakukan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting yang belum terekam di memori otak penulis dan pencatatan yang penulis lakukan meliputi informasi dan bahan.

3.5 Metode Analisis.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori semiotik. Semiotika sebagai suatu pembelajaran dari ilmu pengetahuan sosial yang memiliki unit dasar yang disebut tanda. Tanda terdapat dimana-mana ketika kita berkomunikasi dengan orang, memakai pakaian, makan, minum, dan ketika kita berbicara. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.

Semiotika mempunyai tiga bidang studi utama, yaitu:

1.Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia.
2.Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploi-tasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya.
3.Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.
Bagi Peirce (Pateda, 2001:44; dalam Sobur, 2004:41), tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity”. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Konsekunsinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpreta
Atas dasar hubungan ini, Peirce mengadakan klasifikasi tanda:

1)Kualifikasi tanda yang berfungsi (ground) :

a.Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.

b. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menendakan bahwa hujan di hulu sungai.

c. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

2) Berdasarkan Objeknya, Peirce membagi tanda :

a.Icon (Ikon)

Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya potret dan peta.

b.Index (Indeks)

Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.

c.Symbol (Simbol)

adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan (perjanjian) masyarakat.

3)Dalam hubungan dengan Interpretant, tanda di bagi 3 yaitu :

a.Rheme
adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur.



BAB IV

ANALISA DATA

Dalam bab ini penulis akan menganalisis beberpa data. Pertama mengenai deskripsi analisa semiotik pada penelitian Analisa Semiotik Iklan Indosat Im3 Internet Rp. 1 per kb kemudian yang kedua adalah mengenai gambaran semiotika yang terdapat pada iklan Indosat Im3 Internet Rp. 1 per kb.

Untuk mempermudah penguraian, sebelum memulai analisis, saya paparkan terlebih dahulu bagaimana foto ditampilkan bersama teks. Seluruh teks yang menjelaskan foto tersebut, termasuk nama rubrik, saya masukkan sebagai bagian analisis. Dalam foto di bawah ini, seluruh teks dalam halaman tersebut saya pertimbangkan sebagai bahan analisis. Berikut rangkaian foto-teks tersebut.

Gambar 3: diambil dari web indosat

Dari iklan tersebut saya sebagai peneliti akan menganalisa iklan im3 tersebut menggunakan analisa semiotik dengan menggunakan teori dari Charles Sanders Pierce.

Charles Sanders Peirce (Zoest, 1992), ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda, manusia hanya dapat berkomunikasi dengan sarana tanda. Tanda yang dimaksud dapat berupa tanda visual yang bersifat non-verbal, maupun yang bersifat verbal.

Semiotika adalah ilmu tanda, istilah ini berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Winfried Noth (1993:13) menguraikan asal-usul kata semiotika; secara etimologi semiotika dihubungkan dengan kata Yunani sign = sign dan signal = signal, sign .

Tanda terdapat dimana-mana : ‘kata’ adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan (arsitektur) atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tanpa sadar telah mempraktekkan semiotika atau semiologi dalam komunikasi. Misalkan saja ketika kita melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah maka otomatis kita menghentikan kendaraan kita, dan kita memaknai lampu hijau artinya jalan. Atau pada rambu-rambu lalu lintas tanda P dicoret maka kita tahu bahwa kita tidak boleh memarkirkan kendaraan di lokasi tersebut. Ketika kita memaknai tanda P dicoret itu, kita telah berkomunikasi, kita telah melakukan proses pemaknaan terhadap tanda (sign) tersebut.

Kalau Anda cermati, ada tiga komponen dalam definisi tanda Peirce, yaitu representamen, interpretan, dan objek. Karena itu, definisi tanda Peirce disebut triadikbersisi tiga. Perhatikan gambar segitiga tanda Peirce ini.




Segitiga itu kita sebut segitiga tanda karena terdiri atas tiga komponen yang membentuk suatu tanda. Jadi, tanda terjadi dari tiga komponen itu: representamen, interpretan, dan objek (Nöth, 1995:42).

Kemudian satu demi satu tiga komponen atau unsur tanda Peirce ini di analisa dengan data sebagai berikut:

Representamen
Sesuatu dapat disebut representamen jika memenuhi dua syarat, yaitu

(1) bisa dipersepsi, baik dengan pancaindera maupun dengan pikiran/ perasaan; dan

(2) berfungsi sebagai tanda.

Jadi, representamen bisa apa saja, asalkan berfungsi sebagai tanda; artinya, mewakili

sesuatu yang lain.

Jika iklan im3 ini di analisa dari sudut pandang dengan menggunakan representament

Representament adalah sebuah tanda yang mempengaruhi persepsi seseorang melalui panca indera dan mewakili sesuatu yang lain, dalam iklan ini adalah seorang cowok yang sedang berjemur di pantai dengan asyiknya browsing, cowok tersebut telah mewakili semua tujuan dari iklan tersebut dibuat, karena tema iklan indosat tersebut adalah Puas liburan online seharian, maka dari itu simbol representament iklan tersebut adalah seorang cowok yang sedang berjemur dipantai dengan gayanya yang asyik dengan memainkan handphone blacberrynya dan diatasnya ada gambar icon-icon aplikasi browsing.

Objek
Objek ialah komponen yang diwakili tanda; objek ialah “sesuatu yang lain” (ingat artikel tentang pengertian tanda Eco?). Komponen ini bisa berupa materi yang tertangkap pancaindera, bisa juga bersifat mental atau imajiner.

Jika iklan im3 ini di analisa dari sudut pandang dengan menggunakan objek

Objek dalam iklan tersebut adalah simbol Indosat karena produk dari iklan ini adalah menawarkan kemudahan untuk browsing kemana saja dan kapan saja maka di dalam iklan ini terdapat banyak komponen-komponen yang diwakili oleh tanda, seorang cowok sedang memainkan handphone nya dengan browsing dengan beberapa aplikasi di pantai saat liburan. Cowok tersebut menggnakan aplikasi browsing seperti dalam gambar iklan, I-go, opera mini, mig33, dan yang terakhir adalah facebook. Dari keseluruhan tanda tersebut meskipun tidak disebutkan kegunaan dan nama dari aplikasi browsing tersebut kita akan bisa membacanya dan mengetahuinya, karena itu adalah merupakan sebuah tanda yang tidak akan ada yang pernah menyamainya dan tanda tersebut sudah menjadi hak paten.

Interpretan
Interpretan adalah arti. Beberapa istilah lain yang acapkali digunakan Peirce untuk menyebut interpretan ialah “significance”, “signification”, dan “interpretation”. Peirce mengatakan bahwa interpretan juga merupakan tanda. Akan tetapi dari ketiga triadic tersebut hanya interpretan saja yang sulit dipahami. Interpretan buka penerjemah, interpretan adalah efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa juga disebut tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri.

Jika iklan im3 ini di analisa dari sudut pandang dengan menggunakan interpretan adalah warna kuning dan biru pada iklan im3 indosat ini,

Warna disini yang menjadi interpretan dari iklan ini. Karena suah menjadi icon dimana-mana dan dikenal dimana-mana bahwa simbol warna im3 indosat adalah kuning, jadi tanpa orang melih at secara detail iklan tersebut orang bisa tahu bahwa itu adalh iklan dari produk indosat. Warna kuning dan biru pada background orang yang sedang liburan dalam iklan tersebut melambangkan, jika kuning adalah tanda dari produk indosat im3, selain simbol warna pada produk warna kuning juga melambangkan keceriaan, sedangkan warna biru adalah warna laut, karena iklan tersebut dibuat dengan tujuan mempersembahkan produk iklan tersebut pada waktu musim liburan, sehingga suasana yang tergambar pada ila tersebut adalah pantai, sehingga warna biru laut dirasa cocok untuk mendampingi warna kuning( sebagai lambang warna produk im3)